Translate

Kamis, 12 Juli 2012

My Sweet Love Story #9


MSLS (My Sweet Love Story)











♥Part 9♥










Setelah Justin selesai memainkan gitarnya dan bernyanyi, semua bertepuk tangan. Tak terkecuali Austin yang masih terbaring lemas. Austin menatap Michele, lalu Michele memeluk Austin. Hari semakin malam, ini saatnya Justin pulang untuk menjemput Elle dari rumah Cody. Akhirnya, Justin dan Alli pamit pulang pada Austin, Michele, dan teman-temannya.


Alli mengendarai mobilnya duluan. Sedangkan Justin masih berada di belakangnya. Justin masih ingat apa yang kemarin dikatakan Austin padanya sebelum pulang. Sebenarnya, Austin tidak tega untuk menutupi semuanya. Austin benci menggunakan topeng terus. Ia ingin Elle segera mengetahui keadaannya. Ia ingin Elle menjenguknya, memeluknya, bercanda, dan berbicara seperti biasa. Namun Justin dan Michele bilang, tunggu waktu yang tepat.









***





- Elle -






Hoooaaaammmm... Selamat pagi dunia! Pagi ini, aku sudah berada kembali di tempat tidurku. Bukan di kamar Alli lagi. Mungkin semalam Justin yang mengangkatku. Tadi malam, aku bermimpi. Dan mimpi itu sungguh tidak masuk akal. Kau tahu? Aku bermimpi bahwa... Austin mengalami kecelakaan. Kondisinya parah dan ia sempat koma selama satu hari *random* Begitu banyak luka di sekujur tubuhnya. Dan aku masih ingat benar bahwa Austin dilarikan ke UCLA Medical Center. Yang aku heran, ada Mom juga di situ. Aku terus memikirkan mimpiku semalam dan sampai akhirnya seorang wanita masuk ke kamarku dan mengagetkanku yang masih duduk di tempat tidur.


Mom: Hi, sweety


Dan ternyata itu Mom. Aku rinduuuu sekali padanya. Mom lalu berjalan dengan cepat dan duduk di sampingku.Ia lalu memelukku dan mencium keningku. Badannya bau rumah sakit. Apa dia sakit? Apakah ada yang sakit? Tapi aku tidak perduli, yang penting sekarang aku bisa memeluknya dan melihat senyuman yang indah itu.Kali ini aku belum melihat Austin. Kemana dia? Dan pada saat aku bertanya pada Mom, ia hanya tersenyum dan menjawab..


Mom: Dia masih sibuk dengan observasinya
Elle: Oh. Kapan observasi itu selesai?
Mom: Aku juga tidak tahu. Kau pasti sudah merindukannya ya?
Elle: Tentu saja. Aku sangat rindu mendengar suara khasnya dan cara berguraunya
Mom: Aku juga:)


Pada saat itu Mom mulai tersenyum dan mulai melepaskan pelukannya. Entah mau kemana dia kali ini. Sepertinya aku akan ditingkalkannya bersama dengan Justin-_- Ternyata benar! Dia lalu berpesan padaku agar tak lupa meminum obat dan mengabarinya lewat skype atau apapun itu. Tapi sebenarnya yang aku mau hanyalah Austin! Austin! Dan Austin! Bukan siapa-siapa! Karena sudah dua hari aku tidak bertemu dengannya. Bahkan sekarang, aku harus kembali ke sekolah tanpa sosok Austin yang biasanya mengantar jemputku... walau agak telat-_-


Mom: Nah, sekarang kau harus bersiap ke sekolah. Jangan sampai telat, ya. Mom pergi dulu
Elle: Kemana?
Mom: Menyusul Austin, sweety. Bye


Mom lalu mencium keningku dan bangkit dari tempat tidurku. Berjalan menuju ke luar kamarku sambil menghapus sesuatu yang ada di wajahnya. Entahlah, itu seperti air mata yang berjatuhan. Atau apa aku juga tak tahu. Dan setelah lima menit meninggalkan kamarku, aku melihat dari jendela bahwa Mom sudah kembali pergi dengan Alphard-nya.


Justin: Boleh aku masuk?
Elle: Tentu saja


Kedengarannya seperti suara Justin yang sedang berada di balik pintu. Lalu ia membuka pintu itu dan berjalan mendekatiku. Dia sudah berpakaian rapi dan menggunakan Supra hitamnya. Sekarang, ia sudah berada di sampingku. Ya. Aku yang sedang menatap kosong entah apa yang aku lihat sekarang.


Justin: Kau tidak sekolah?


Aduh! Mampusss! Aku sampai lupa kalau hari ini aku harus masuk sekolah. Hari ini ada praktek seni musik. Aku langsung cepat-cepat membuka lemari dan menyambar kemeja berwarna putih dan jeans selutut berwarna hitam. Aku langsung berlari ke kamar mandi yang letaknya berada di kamarku. Aku hanya butuh waktu lima menit di kamar mandi. Keluar dari kamar mandi, aku sudah rapi dengan pakaian super simple ini. Justin yang masih duduk di meja belajarku langsung curiga kepadaku.


Justin: Aku jadi curiga padamu
Elle: Juriga kenapa? Aku nukan teroris Justin, jadi tenang saja


Aku masih sibuk menyisir rambutku yang hitam lebat di depan meja rias.


Justin: Kau mandi atau apa, cepat sekali
Elle: Aku mandi tau! Kalau tidak percaya, kau bisa mencium bau ketiakku. Hahahaha=))
Justin: Ih! Aku tidak sudi sekalipun itu wangi-_-


Aku kembali berlari menuju rak sepatu. Ada banyak sepatu di sana. Aku tinggal memilihnya. Ada Supra, Converse, Nike, Reebok, Adidas, dan Crocs. Diantara mereka aku beli sendiri dengan uangku, terkadang Austin membelikannya untukku, dan terkadang Mom juga membelikannya untukku. Sehingga koleksi sepatuku amat sangat banyak. Tapi asal kalian tahu, aku tidak suka menggunakan high heels. Aku lebih suka menggunakan high sneakers atau kets. Aku akhirnya memilih converse berwarna putih hitam. Yah, sepadan kan dengan pakaianku.Tak lupa aku juga mengenakan jam tangan berwarna putih di pergelangan tangan kananku dan sekarang aku sudah siap berangkat sekolah. Ohiya, tasku!


Justin: Sudah siap?
Elle: Tentu saja!


Aku dan Justin lalu buru-buru turun tangga. Di bawah sudah ada Maria yang sedang menyiapkan kami sarapan. Ia tersenyum pada kami dan menyuruhnya sarapan dulu.


Maria: Hey, this time for breakfast guys. I've been cooking toast and hot chocolate is delicious:-3


Aku dan Justin hanya saling pandang dan menaikan bahu. Karena waktu sudah sangat mepet, kami hanya sempat mengambil roti bakar itu, meneguk segelas susu cokelat dengan cepat, kami akan makan roti bakar itu di dalam mobil. Maria hanya menggelengkan kepalanya sambil tersenyum. Ia mengingatkan kami agar tidak makan terlalu cepat karena bisa tersedak. Tapi kami tak menghiraukannya. Selesai! Dan kami berdua cepat-cepat berlari ke mobil Justin yang mahal itu.


Di dalam mobil, kami masih sibuk mengunyah roti bakar itu. Justin langsung menyalakan mesinnya dan mulai berkendara sambil makan roti bakar itu. Alhasil, selai cokelat itu sungguh membuat wajah Justin belepotan. Aku lalu mengambil tissue yang ada di tasku. Aku mulai mengelap selai yang ada di samping mulut Justin. Kenapa aku jadi deg-degan seperti ini? Tanganku mendadak gemetaran begini? Apa... A, apa...


Justin: Thanks, Elle


Aku hanya mengangguk pelan lalu tersenyum manis pada Justin. Aku sadar aku memang suka Justin. Tapi, apakah dia juga menyukaiku? Dia sudah punya Selena. Mungkin rasa sayangnya padaku hanya sebatas kakak ke adik kecilnya. Ah, tapi aku terlalu berharap muluk nih!







*SKIP*






Setelah sampai di sekolah, Justin segera memarkir mobilnya. Aku belum melihat mobil Berly yang biasanya sudah parkir duluan. Jangan-jangan dia telat lagi. Aku clingak-clinguk kanan-kiri untuk mengetahui dimana sahabatku yang hampir pukul delapan ini belum datang.


Justin: Kau mencari siapa?
Elle: Berly
Justin: Oh. Gadis yang menakutkan itu-_-
Elle: Eh. Menakutkan? What do you mean?
Justin: Kau lihat saja badannya. Kekar. Seperti orang laki-laki. Kalau ngamuk, lumayan tuh
Elle: Ketauan pernah diamuk sama Berly nih
Justin: -_- Sebaiknya kita cepat masuk kelas. Hari ini kau ada praktek seni musik kan?
Elle: Iya
Justin: Good luck! I will see performances from you in the auditorium later
Elle: Thanks, bro
Justin: Any time, little girl;)


Justin dan aku lalu berjalan bersama menuju kelas. Jelas saja orang-orang satu sekolahan langsung melihat kami. Bagaimana tidak? Justin menggandengku! Bahkan terkadang merangkulku. Aku melihat Selena dan dayang-dayangnya yang menatapku dengan sinis. Sepertinya akan ada masalah sepulang sekolah, atau nanti, atau mungkin sekarang. Oh Ya Tuhan, tolong aku!


Sebelum kami berpisah.....TAP! Dan mungkin Tuhan sedang berbaik hati denganku, Ia mendengar doaku. Akhirnya Berly datang juga menghampiriku. Ia langsung menggodaku dengan beberapa gaya yang sangat aneh-_-


Berly: Cie ciee... Justin udah deket nih sama Elle:-3 PJ dooonngg~
Elle: PJ apaan dih-_-
Justin: PJ apaan sih, Elle, Ber?._.


Justin bertanya dengan muka polosnya. Kami berdua tertawa terbahak-bahak dan Justin cemberut. Ia melipat tangannya sambil memanyunkan bibirnya.


Elle: Kalau di Indonesia, PJ artinya Pajak Jadian. Jadi, orang yang habis jadian langsung dimintain uang.
Justin: Ha? Pake pajak segala?
Berly: Iyalah! Mau makan pake apa ntar kita
Justin: Kaya apa aja lu ber. Eh, si Cody mana? Biasanya bareng
Berly: Cody ada tour, jadi bolos sekolah deh
Cody: Jaaahh.. Tu anak kenapa nggak bilang dari kemaren sih?


Kami (aku dan Berly) akhirnya berpisah dengan Justin di lorong yang memisahkan kelas kami. Aku dan Berly memang satu kelas. Kami berjalan sambil bercanda gurau. Tapi, semua itu lenyap sudah saat Selena And The Gank menghadang kami di depan pintu kelas. Selena, Amber, Larossa, dan Lucia. Mereka semua sama-sama menatapku dengan tatap sinis. Selena maju mendekatiku.


Selena: Oh, jadi sekarang putri kecilnya Austin sudah berani dekat-dekatn dengan pacarku rupanya, hah?!
Berly: Pacar? Since when did Justin become your boyfriend?
Selena: SHUT UP!


Berly hanya menatapnya dengan tatapan sebal. Selena lalu mendekatkan mulutnya ke telingaku. Aku hanya bisa diam, mematung, ketakutan, bergetar. Ya. Aku memang lemah. Aku bukan gadis kecil yang kuat. Tangan kananku yang menenteng tas berisi gitar hampir saja jatuh ke lantai. Selena hanya mengelilingiku sebelum ia berbicara. Ia tersenyum seperti iblis saat melihatku ketakutan. Tuhan, apa salahku? Maafkan aku. Kenapa Engkau mengirimkan Selena ke dunia ini?


Selena: Kau tahu, kakak kesayanganmu itu sekarang sedang terbaring lemas di rumah sakit


Aku sedikit terkejut mendengarnya. Tapi, aku berusaha untuk tidak mempercayainya. Aku hanya terus terdiam mematung di hadapannya dan antek-anteknya.


Selena: He had an accident a few days ago


Aku masih mematung. Berly berusaha menghentikan Selena yang terus berbicara dan Berly mengatakan padakubahwa semuanya itu salah, semuanya bohong, tidak ada yang benar. Namun Amber, Larossa, dan Lucia berusaha menarik Berly. Anak satu sekolah tak ada yang berani menolong kami, karena Selena yang paling berkuasa di sini. Kau tahu, ayahnya pemilik sekolah ini. Jadi, aku hanya bisa pasrah. Aku masih bingung, apakah yang dikatakannya itu benar? Austin kecelakaan beberapa hari yang lalu. Sama seperti di mimpiku.


Selena: And you! You said you are the best sister to Austin. You love his more than anything! But what? You dont even know about it!
Berly: Selena! Stop it!
Selena: Stop it? Hahaha=)) I just wanted to see him crying in front of me now


Aku hanya tertunduk lalu berusaha melihat Berly yang masih dihadang oleh Amber, Larossa, dan Lucia. Berly hanya menggelengkan kepalanya tanda 'itu semua tidak benar'. Tapi aku harus berusaha untuk menanyakan semua ini pada Berly. Dengan mata yang mulai berair, aku bertanya pada Berly. Suaraku gemetar.


Elle: Berly, apa semua yang dikatakan Selena benar?
Berly: Te... tentu saja tidak. Semua itu bohong! Bohong, Elle.


Aku masih bingung dengan semua ini. Siapa yang aku pilih? Selena atau Berly? Tiba-tiba Mrs. Aden datang dan membuyarkan semuanya. Mrs. Aden lalu kembali menegur Selena agar perilakunya tidak semena-mena seperti ini. Ini sama saja merusak nama baik sekolah dan keluarga Gomez. Kamipun dipersilahkan masuk kelas untuk segera mengikuti pelajaran. Untung kelasku dengan kelas Selena berbeda, jadi masih ada kesempatan menenangkan diri di kelas bersama Berly.


Kali ini pelajaran matematika. Aku memperhatikan materi yang diberikan Mrs. Aden dengan sangat cermat. Berly yang duduk di sampingku lalu menepuk pundakku. Aku menolehkan kepalaku dan sekarang aku sedang menatapnya.


Berly: Omongan Selena yang tadi jangan dimasukan ke hati ya, darl
Elle: Iya, aku tahu. Selena memang begitu..






*SKIP*





Saat yang ditunggu-tunggu dan mendebarkan untukku datang. Kami sudah ada di auditorium yang besar. Kali ini aku akan praktek seni musik. Bagaimana dengan suaraku? Kata Justin suaraku memang tidak buruk, tapi bagaimana di telinga para pendengar lain. Aku sangat nervous! Kali ini aku akan menyanyikan When You're Gone dari Avril. Aku akan menyanyikannya untuk Austin:) Aku menunggu giliranku tiba. Aku melihat seorang pria melambaikan tangan untukku. Aku balas melambaikannya. Itu Justin. Berly yang melihatnya kali ini langsung menggodaku habis-habisan-_-


Mr. Boston: Nona Mahone


Tiba giliranku. Aku lalu mengambil gitar yang sedari tadi di sampingku dan mulai berjalan menuju panggung. Sekarang, aku ada di hadapan orang banyak. Teman sekelasku. Ya, kuanggap itu sudah banyak-_- Dan dari sini aku melihat Justin yang dikerumuni oleh beberapa anak perempuan. Sepertinya ia menikmatinya. You know, Justin? It makes me jealous-_- Ah, abaikan! Yang penting sekarang aku harus fokus pada penampilanku.


Mr. Boston: so, what song would you sing?
Elle: When You're Gone, from Avril Lavigne. I dedicate this song to ma brother, Austin Mahone.
Mr. Boston: What are you waiting? Do it now, Elle:)


Aku mulai memetik gitarku dan mulai menarik nafas dalam dalam. Okay, everything's gonna be alright. Aku mulai bernyanyi...


I always needed time on my own
I never thought I'd need you there when I cry
And the days feel like years when I'm alone
And the bed where you lie is made up on your side


When you walk away I count the steps that you take
Do you see how much I need you right now


When you're gone
The pieces of my heart are missing you
When you're gone
The face I came to know is missing too
When you're gone
The words I need to hear to always get me through the day and make it ok
I miss you


I've never felt this way before
Everything that I do reminds me of you
And the clothes you left, they lie on the floor
And they smell just like you, I love the things that you do


When you walk away I count the steps that you take
Do you see how much I need you right now


When you're gone
The pieces of my heart are missing you
When you're gone
The face I came to know is missing too
When you're gone
The words I need to hear to always get me through the day and make it ok
I miss you


We were made for each other
Out here forever
I know we were, yeah
All I ever wanted was for you to know
Everything I'd do, I'd give my heart and soul
I can hardly breathe I need to feel you here with me, yeah


When you're gone
The pieces of my heart are missing you
When you're gone
The face I came to know is missing too
When you're gone
The words I need to hear to always get me through the day and make it ok
I miss you









- Author -









Penampilan Elle selesai dan disusul dengan tepuk tangan yang sangat meriah dari teman-teman, Mr. Boston, dan Justin. Justin tak percaya Elle bisa melakukannya dengan sebaik ini. Mr. Boston sangat senang mendengarkan Elle bernyanyi. Elle langsung tersipu malu. Tak lupa ia juga menghapus air matanya yang sudah terlanjur turun.




Sepulang sekolah ini, Justinlah yang akan menjemput Elle. Justin tak henti-hentinya memuji Elle dengan beberapa pujian yang membuat Elle malu bukan main. Sesampainya di mobil, Elle lalu meminta Justin untuk mengantarnya ke UCLA Medical Center. Justin sangat terkejut! Mukanya menjadi pucat pasi. Elle yang melihatnya, langsung heran bukan kepalang. Awalnya Justin menolak untuk mengantarkan Elle, namun Elle memaksanya. Justin tidak tega. Mungkin ini saat yang tepat. Mungkin ini saatnya. Dan akhirnya... Justin mau mengantar Elle menuju rumah sakit tersebut.











------------------------ To Be Continue ------------------------------------------
Thanks for reading, maaf kalau jelek, kependekan, atau kepanjangan;) xoxo<3

Tidak ada komentar:

Posting Komentar