Translate

Jumat, 06 Juli 2012

My Sweet Love Story #4


MSLS (My Sweet Love Story)




♥Part 4♥






Justin took off his jacket and handed it to Elle. Wow, now Justin is only wearing a white T-shirt and black jeans. (Wow! Justin is very cool there!)


Justin: Wear this. It will make you warmer
Elle: Thank you, Austin.
Justin: What?
Elle: Uhm... I mean.. Thank you Justin
Justin: Hahaha you’re welcome, sweet little girl


Di mobil, mereka hanya saling diam. Tidak ada pembicaraan yang mereka bicarakan. Yang ada hanya suara mesin mobil yang terdengar sangat halus. Justin masih memendam rasa yang amat sangat sedih. Bagaimana tidak? Pertama, ia telah menuduh bahwa Austin adalah pacar Elle. Kedua, ia belum bilang terima kasih pada Austin karena telah mengizinkannya bersama Elle. Ketiga, ia menyembunyikan sesuatu di belakang Elle. Oh, sungguh keadaan yang sangat tidak enak.


Elle: Justin, kau kenapa?



Justin hanya terdiam. Justin tidak sadar bahwa Elle menanyakan sesuatu kepadanya. Mata Justin masih tetap terfokuskan pada jalanan kota. Elle menunggu jawaban dari Justin. Tapi… kenapa pertanyaannya itu tidak dijawab oleh Justin? Akhirnya, ia bertanya sekali lagi.


Elle: Justin, ada apa denganmu?


Kali ini, Justin tidak juga menjawab.


Elle: Justin!
Justin: I… Ya, Elle. Ada apa?


Oh, ok. Kali ini Justin baru menjawabnya. Namun ia malah berbalik tanya pada Elle.


Elle: Seharusnya, aku yang tanya seperti itu. Bukan kau
Justin: Ah, memangnya ada apa denganku?
Elle: Daritadi, kau diam saja
Justin: Uhm… Tidak ada apa-apa. Tenang saja, Elle


Elle hanya terdiam dan kembali ke posisi semula. Ia tahu, pasti ada yang disembunyikan Justin dari dirinya. Elle ingin mengetahui itu, tapi mungkin ini masalah Justin, bukan urusannya. Mata biru laut Elle memandang ke jalanan kota. Bibirnya mulai bergerak tidak karuan, badannya kembali menggigil. Demam Elle semakin parah. Justin yang melihat keadaan Elle, langsung mengendarai mobilnya dengan cepat.


Sesampainya di rumah Elle, Justin membantu Elle turun dari mobil. Badannya masih menggigil. Justin tahu itu.


Justin: Ayo, gadis kecil. Akan kubantu


Elle membuka pintu rumahnya. Kosong. Ya, tidak ada orang di rumah. Pintu rumahnya dibiarkan tidak terkunci. Justin yang mengetahuinya, langsung membawa Elle ke kamarnya. Karena keadaan Elle semakin parah, Justin berusaha untuk menggendongnya. Perlahan, Justin menaruh kepala Elle di tangan kirinya. Dan kedua, ia lalu mengangkat kaki Elle. Sekarang, Elle sudah berada di gendongannya. Sangat nyaman. Ya, Elle merasakannya. Badannya langsung tidak menggigil. Paling tidak, tidak telalu parah seperti tadi.


Justin: Hey
Elle: Apa?._.
Justin: Badanmu, tidak menggigil lagi setelah kau berada di gendonganku
Elle: Oh ya?
Justin: Yeah!
Elle: -_--_-


Justin tidak bicara panjang lebar, Justin kembali berjalan menuju kamar Elle.


Justin: Ini kamarmu, kan?
Elle: Dari mana kau tahu?
Justin: Hahaha jangan bergurau. Aku sudah sering bermain ke rumahmu bersama Austin
Elle: Ya Tuhan! Aku lupa!


Justin membukakan pintu untuk Elle dan akhirnya… Justin berhasil meletakkan Elle ke tempat tidurnya. Justin melepaskan jaket yang Elle kenakan. Ia menarik selimut tebal yang ada di kasur, lalu Justin menarik bangku untuk duduk di samping kasur Elle. Justin membelai rambut Elle dan membantu mengelap keringat yang masih mengucur.


Justin: Kau tahu?
Elle: Tidak.-.
Justin: Aku belum selesai berbicara-______-
Elle: Eh, map tin._.v
Justin: Aku ingin bertanya
Elle: Tanya apa?
Justin: Jika suatu saat aku berbohong padamu…. Kira-kira, kau mau memaafkanku tidak?
Elle: Tergantung seberapa besar kebohongan yang kau buat, Justin. Memangnya kenapa?
Justin: Oh, eh… tidak apa-apa. Aku hanya iseng bertanya saja
Elle: Kepo.-.
Justin: (ʃ⌣ƪ)


Suasana kembali hening. Justin dan Elle saling pandang. Tatapan Justin sangat melekat, sehingga itu membuat pipi Elle memerah. Namun itu tidak berlangsung lama karena Elle cepat-cepat sadar dan langsung mengambil iPhone-nya dari saku jeansnya. Mau apa dia?


Justin: Kau mau apa?
Elle: Menelpon sahabatku
Justin: Eh. Siapa? Kau sudah punya sahabat?
Elle: Tentu saja sudah-_-


Elle akhirnya mencari-cari kontak bernama Berly. Ah, ketemu! Dia lalu menekan tombol Call untuk menghubingi sahabatnya itu.


Elle: Hai Berly!
Berly: Oh, hai Elle. What’s up?
Elle: Uhm… Bisakah kau ke rumahku sekarang juga
Berly: untuk apa?
Elle: Aku sakit
Berly: Kyaaaaaa!!! Kau sakit apa, darl?! Aduh, sejak kapan sakitnya? Udah lama? Kok kamu nggak ngasih tau aku sih? Tuhkan gue kepo! Aduuhh… gimana ini???
Elle: -_--_- Santai Berl. Keep calm. Aku hanya sakit panas biasa.
Berly: Oh.. hehe:D Yaudah, nanti aku akan ke rumahmu bersama sahabatku
Elle: Siapa?
Berly: Ah… Ituloh si itu. Udah deh, sekarang yang perlu kau lakukan hanyalah menungguku datang, k?
Elle: Okay;;)
Berly: See yaaa


Elle mematikan sambungannya dengan Berly. Berly adalah sahabat terbaiknya sejak mereka masih ingusan. Kemanapun Elle pergi disitu ada Berly, begitu juga sebaliknya. Oh iya, Berly juga sudah kenal dengan Justin, Austin, Ryan, Chaz, Caitlin, Cody, dan lain-lain. Pokoknya Berly itu juga termasuk anak famous di sekolah Elle._.


Sadarkah anda bahwa sedaritadi Justin terus menatap Elle dengan matanya yang begitu indah dan senyuman yang begitu manis?:-3 Tapi itu malah membuat Elle risih dan…


Elle: Kau sedang apa, Justin? ¬_¬
Justin: Tidak
Elle: Itu, buktinya kau terus memperhatikanku
Justin: Idih GR ¬_¬
Elle: Alibi ya-_-
Justin: ._.


Justin hanya terkekeh dan mengacak-acak rambut Elle. Ia lalu bangkit dari kubur…eh, bangkit dari bangku tersebut.


Elle: Kau mau kemana, Justin?
Justin: Aku mau keluar
Elle: Keluar?
Justin: Aku bisa diamuk warga jika mereka tahu aku, seorang pria tampan, sedang berduaan dengan seorang gadis manis di dalam kamar
Elle: Oh *-*
Justin: -_- Yasudah! Aku keluar dulu ya, babe
Elle: O…o..okay._.


Justin berjalan menuju pintu kamar Elle. Ia lalu membuka pintunya untuk keluar lalu menutupnya kembali dengan halus. Hening. Sepi. Suasana di dalam kamar Elle menjadi sangat sepi. Elle merasa sendirian di sini. Tidak ada mom dan tidak ada Austin. Nggeness-_- Berly dan sahabatnya itu, yang sekarang ia tunggu-tunggu tak kunjung datang.
Sampai akhirnya, ada dua orang yang datang sambil membawakan boneka pisang. Apa? Tunggu sebentar. Pisang? Cody’s Banana~ Dududududu:33 Abaikan._.


Berly: Hello, darl


Sapa Berly serasa member pelukan hangat pada Elle. Berly masih seperti yang dulu. Sifatnya. Cara berpakaiannya. Dan kebiasaan-kebiasaan lainnya. Tapi, aku melihat sosok… *nelen ludah* Cody Robert Simspon!!! Ya, dia ada di belakang Berly sambil membawa boneka pisang kesukaanku.


Cody: Hi, Elle
Elle: Uhm… Hai, Cody
Cody: You know ma name, huh?
Elle: Of course. I’m your biggest fans, Cody
Cody: Ouhh… Ma biggest Simpsonizer, right? Haha… You’re so cute
Berly: Cody genit ih
Cody: Bilang aja pengin dibilang cute sama gue¬_¬
Berly: Enggak tuh:p


Cody tidak berlama-lama di kamar Elle. Ia cepat-cepat mencari Justin. Kabarnya, Justin mengabari Cody bahwa sekarang ia berada di taman belakang rumah Elle. Cody bergegas cepat ke taman belakang. Dan sesampainya di sana, Cody mendapati Justin sedang memainkan gitarnya dengan tatapan kosong.


Cody: Hi, men
Justin: Oh… Hi, bro.


Justin membalas sapaan Cody dengan wajah yang sangat lemas dan penuh beban. Cody tahu itu. Cody bisa melihat dari mata Justin dan raut muka Justin.


Cody: I know it’s so hard for us
Justin: Us?
Cody: Yeah, you’re not alone Justin. We’ll help you
Justin: Thanks bro
Cody: You’re welcome


Sementara itu, Berly masih sibuk mengurusi Elle yang masih berbaring lemas di kasur. Tiba-tiba, muncul di benak Elle untuk mengetahui banyak hal tentang Justin.


Elle: Menurutmu, Justin itu tampan atau tidak?
Berly: Justin?
Elle: Ya
Berly: Yap, dia tampan untuk seorang remaja berusia 18 tahun.
Elle: Hihihi:3
Berly: Ada apa denganmu? Kau suka?
Elle: Sepertinya iya
Berly: Itu sangat wajar, banyak orang di luar sana yang menyukai dia
Elle: Kalau itu sih, aku juga sudah lama mengetahuinya
Berly: ._.v


Semuanya selesai, Berly lalu meninggalkan Elle yang sudah tertidur pulas. Walaupun wajahnya masih terlihat pucat. Berly berniat untuk menemui Justin dan Cody yang sedang berada di halaman belakang. Berly juga terlibat dalam masalah ini. Masalah apa? Masalah tentang Austin yang kecelakaan itu, ya, Berly juga ikut menyembunyikan semua ini kepada Elle.


Berly akhirnya sampai di halaman belakang. Ia mendapati kedua sahabatnya itu sedang berdiskusi (sepertinya) Langsung saja Berly mendekati Justin dan Cody. Ia lalu mengambil posisi untuk duduk di depan mereka berdua.


Justin: Bagaimana keadaanya?
Berly: Sejauh ini, paling tidak ia sudah membaik.
Cody: Kasihan dia
Justin: Iya


Justin hanya termenung. Matanya sedikit berair. Ia hanya melihat langit-langit yang gelap. Sepertinya akan turun hujan.


Justin: Bagaimana dengan Austin?
Berly: Kritis dan...
Justin: Dan apa?


Justin mulai menutup mukanya dengan kedua tangannya, ia berharap keadaan sahabatnya itu baik-baik saja.


Cody: Koma


Cody dan Berly hanya bisa terpanggut lemas. Mereka sama-sama merundukan kepalanya dan melihat lantai yang bening di bawah.


Justin: Bagaimana bisa? Apakah keadaannya semakin parah. Oh my God


Cody dan Berly langsung menepuk-nepuk pundak Justin dan memberikan semangat kepada Justin.


Berly: Tenang saja, Just. Semuanya akan baik-baik saja.
Cody: Kita hanya bisa berdoa dan berdoa
Justin: Bukan itu masalahnya! Aku kasihan kepada Elle. Kalian tahu kan? Bagaimana jika dia tahu bahwa aku membohonginya.
Berly: Tapi, bukankan Aunt Michele yang menyuruhmu juga?
Justin: Iyaa, tapi tetap saja aku tidak tega
Cody: Sudahlah, Justin. Kita akan selalu ada untukmu


Hari menjelang malam. Berly dan Cody bermaksud untuk pulang. Namun yang ada di benak mereka berdua adalah satu, --------------'siapa yang akan menunggui Elle?'----------


Justin: Tentu saja aku. Siapa lagi B)
Cody: Iya percaya sama yang ganteng-_-
Berly: Ga ikhlas tuh ngomongnya-_-
Cody: Eh, aku mau liat Elle dulu ya sebelum pulang. Dia Simpsonizer juga loh:-3
Berly: Iyaudah sana cepetan ya
Cody: Okeeee braaaayy~


Cody membuka pintu kamar Elle dengan perlahan. Setelah masuk, Cody melihat foto keluarga yang terpajang di dinding. Cody sadar bahwa Mr. Mahone sudah lama meninggal, dan sekarang Elle hanya mempunyai ibu dan kakaknya. Pantas saja, Elle sangat menyanyangi kakaknya.


Cody: Hey! Ada posterku rupanya:--3


Cody langsung senang jejingkrakan-_-


Berly: Co, buruan dong. Udah malem nih


Berly sedikit berbisik pada Cody.


Cody: Sabar. Ntar lagi juga kelar:p


Cody lalu duduk di samping Elle. Ia membenahi selimut Elle. Dilihatnya wajah manis dari Elle. She's like my sister, Alli. Batinnya sambil tersenyum. Cody lalu memberikan sebuah kecupan pada Elle. (Awaw... gue juga mau dong Co:3 )


Cody: Get well soon, sista:)


Lalu, Cody meninggalkan Elle dan menyusul Berly yang sudah lama keluar dari kamar ini untuk pulang. Cody sangat senang melihat gadis kecil itu. Ia sangat mirip adiknya.


Berpamitan pada Justin pun sudah mereka lakukan. Dan ini saatnya pulang. Justin mengantarnya sampai di depan. Lagi lagi dengan badan yang lemas dan wajah yang lesu. Sekarang ia sendiri di rumah ini. Dan akhirnya Justin memutuskan untuk kembali menatap bintang bintang bersama gitar kesayangannya di halaman belakang.


Justin mulai memetik gitar itu. Nampaknya ia akan menyanyikan sebuah lagu. Safe and Sound dari Taylor Swift. Justin suka lagu itu. Ia lalu mulai bernyanyi dengan gitarnya.


Justin: I remember tears streaming down your face When I said, I'll never let you go. When all those shadows almost killed your light. I remember you said, don't leave me here alone.But all that's dead and gone and passed tonight.


Justin kembali mencoba tersenyum lalu melanjutkan lagu itu.


Justin: Just close your eyes. The sun is going down. You'll be alright no one can hurt you now. Come morning light, you and I'll be safe and sound


Tiba-tiba terdengar langkah kecil dari belakang Justin. Langkah itu semakin mendekat. Justin mengetahuinya. Itu Elle. Ia bermaksud untuk menemani Justin bernyanyi di kesunyian malam ini. Elle juga tahu lagu itu. Itu salah satu sound track film The Hunger Games yang dinyanyikan Taylor Swift. Kemudian, Elle melanjutkan lirik yang terpotong itu.


Elle: Don't you dare look out your window darling everything's on fire. The war outside our door keeps raging on. Hold on to this lullaby even when the music's gone. Gone...


Justin tersenyum manis mendengar suara Elle. Suaranya merdu. Lembut. Dan menurut Justin itu tidak jelek.


Justin & Elle: Just close your eyes the sun is going down. You'll be alright no one can hurt you now. Come morning light, you and I'll be safe and sound


Mereka berdua bernyanyi bersama di dalam kesunyian ini. Malam yang gelap dan dingin, akhirnya bertambah dingin karena hujan turun dengan cukup deras. Elle tidak perduli. Mereka tetap melanjutkan lagu tersebut sampai selesai.


Justin: Nah... selesai
Elle: Itu keren!


Elle bertepuk tangan tak lama setelah Justin selesai memainkan gitar.


Justin: Kau juga
Elle: Terimakasih:)
Justin: Dingin ya?


Justin merangkul Elle dengan tangan kanannya. Elle merasakan aliran darahnya yang tadinya dingin, sekarang hangat. Ia merasa sangat nyaman berada di samping Justin. Udara semakin dingin. Justin segera merapatkan badan dengan Elle. Tentunya, ia juga tetap merangkul Elle. Sekarang, rangkulannya berpindah. Justin sekarang merangkul di pinggang gadis itu, bukan di bahunya lagi.


Justin hanya tersenyum melihat Elle yang menidurkan kepalanya di bahu Justin. Ia sungguh seperti gadis kecil yang masih polos. Justin sangat menyukainya.


Justin: Hey, little girl. Are you sleeping?
Elle: ------------------







-------------------To Be Continue------------------------------
Part 5 is coming soon! Thanks for reading;) xx <3

Tidak ada komentar:

Posting Komentar