Translate

Selasa, 10 Juli 2012

My Sweet Love Story #8


MSLS (My Sweet Love Story)











♥Part 8♥










Cody lalu melirikku, dan aku balas meliriknya.


Elle: Apa?¬_¬
Cody: Tidak¬_¬


Kami akhirnya hanya saling diam dan terkadang melirik satu sama lain. Kami melakukannya selama lima belas menit dan Cody tidak tahan dengan semua ini. Cody lalu meminta maaf lagi padaku. Kali ini dengan muka memelas. Cody menatapku dengan muka yang sedikit malas. Sepertinya dia terpakasa untuk meminta maaf kepadaku.


Cody: Sorry


Katanya sambil menepuk pundakku sedikit keras. Aku sedikit kesakitan karena perbuatan Cody yang kali ini. Sungguh! Aku terkejut.


Elle: Kau ini apa-apaan sih, Co? Sakit tauk-_-
Cody: You say such a pain, huh?
Elle: Yaiyalah! You patted ma shoulder with your hand, which is clearly bigger and stronger than ma hand-_-
Cody: I'm sorry, Elle. I'm just kidding, it doesn't intend anything
Elle: Well, I forgive ya, Cody Robert Simpson
Cody: Thank you Mrs. Mahone


Kami akhirnya sampai di rumah Cody. Dan seperti biasa, pelayan Cody yang setia itu menyambut kami dengan ramah tamah. Alli dan Justin belum kembali ke rumah. Hmm... kok mereka lama sekali ya? Tapi, Justin memang bilang kalau nanti ia akan pulang malam dan ia akan menjemputnya.


Tiba-tiba, aku teringat pesan Justin. Apa ya? Aku berpikir sejenak sambil meneguk segelas es jeruk bersama Cody. Oh my God! Aku lupa minum obat! Jam berapa ini? Aku melihat jam dinding. Ini pukul setengah enam sore. Masih ada waktu! Lalu aku mengambil tas ranselku dan merogoh obat yang ada di dalamnya. Aha! Dapat!


Cody: Jangan lupa minum obat
Elle: Iya iya, ini juga mau minum obat


Aku lalu mulai membuka kemasan obat itu lalu memasukan obat tersebut ke dalam mulutku. Aku butuh sesuatu untuk mendorongnya masuk ke dalam supaya tidak berhenti di kerongkonganku. Cair. Ya, harus cair. Aku melihat Cody yang sedang meneuguk segelas air segar. Langsung saja aku ambil gelas itu dari genggaman Cody. Sudah kuminum dan...


Elle: Ah... relieved
Cody: However, the drink was mine, and you took it without permission-_-
Elle: Hehe... I'm sorry Cody. Kau tidak mau aku mati hanya gara-gara aku tersendak obat bukan?
Cody: Ha ha ha-_-


Cody melipat mukanya dan aku hanya menaikan alis sambil tersenyum lebar. Itu salah satu ajakan minta maafku. Cody hanya tertawa geli. Itu artinya Cody memaafkanku bukan?


Cody: Sebaiknya kau tidur. Kau perlu istirahat.
Elle: Tidur? Kau gila, ini sudah hampir pukul enam sore
Cody: Kau mau penyakitmu itu kambuh lagi?-_-
Elle: Uhm... Baiklah aku akan tidur:-3


Cody menyuruhku untuk tidur di kamar Alli. Cody yakin Alli tidak akan keberatan untuk meminjamkan kamarnya sebentar padaku. Karena Alli adalah anak yang baik. Cody menuntunku sampai ke kamar Alli yang ada di lantai dua. Ketika aku membuka pintunya... Mataku terbelalak. This is the sweetest bedroom, which I've ever met! Kamarnya luas, dindingnya berwarna pink dan putih, kamarnya pun penuh dengan udara sejuk.


Cody: You like it?
Elle: Y.. yaa.. I like this! Very very like! Unfortunately this is not my bedroom (⌣́_⌣̀)
Cody: Oohh... Dont be sad, Justin's little girl. You can try it this time. Consider it your bedroom for a few hours ahead. hehehe
Elle: But are you sure Alli will not be mad at me?
Cody: I'm sure. She was a good girl and it seems ... she likes and comfortable with you
Elle: Hahaha.. Thanks Co.


Cody lalu membukakan pintunya untukku. Aku langsung merebahkan diriku di kasur yang empuk itu. Ahh... Ini sangat nyaman. Kucopot Supraku dan kuletakkan di samping tempat tidur. Aku mulai menarik selimut dan meletakkan kepalaku di atas bantal. Perlahan mataku mulai terasa berat karena efek obat yang bisa membuatku cepat tidur. Dan... aku pun tertidur pulas di kamar Alli.











- Justin's condition -









Pria berusia delapan belas tahun itu lalu segera menuju ke UCLA Medical Center *random* Justin ingin sekali menjenguk sahabatnya itu, Austin. Ia sudah sangat rindu padanya. Kabarnya, ia sudah mulai siuman beberapa jam yang lalu, dan timbul harapan kecil dari dalam hatinya untuk bisa berbicara lagi bersama sahabatnya itu. Butuh satu jam dari rumah Justin menuju UCLA Medical Center, namun kali ini Justin hanya membutuhkan waktu empat puluh menit.


Sesampainya di sana, Justin langsung menuju ke kamar Austin. Di depan kamar, sudah ada Alli yang lebih dulu sampai, Ryan, Chaz, Caitlin, Christian, dan... Ha? Selena? Justin yang melihat itu langsung terkejut bukan main. Ia segera membuang mukanya saat Selena melihatnya dengan tatapan manja. Justin langsung menghampiri Christian yang duduk agak jauh dari Selena.


Justin: Hi, Christ. How was Austin now?
Christian: Yep! As already I tell ya. A few hours ago he began to realize. And now, doctor was examining his situation
Justin: Thank goodness. When I could see him?
Christian: Maybe after this. After doctor left the room


Beberapa menit kemudian, dokter keluar dari ruangan. Dokter lalu melihat sekeliling dan bertanya.


Doctor: Austin's situation began to improve. You can visit him now
Justin: Thanks, doc


Justin dan Alli lalu membuka pintu dengan perlahan. Ia melihat Austin yang masih terlihat lemas dengan ditemani banyak alat-alat. Tangannya masih belum lepas dari selang infus. Justin mulai mendekati Austin. Austin tersenyum tipis. Justin mengetahuinya. Justin lalu duduk di samping kasur Austin dan mulai mengajak Austin berbicara.


Justin: Hi, bro. Whats up?


Justin tersenyum dengan tegar. Sebenarnya, dia ingin menangis karena tak kuasa melihat keadaan sahabatnya yang terbaring lemas dengan banyak luka dan alat yang ada di sekelilingnya. Austin mulai membuka mulutnya. Ia lalu menjawab pertanyaan Justin dengan suaranya yang seperti bass.


Austin: I'm fine. How about you, Justin?
Justin: I'm fine too


Justin menjawabnya sambil tersenyum. Matanya seketika berair. Air mata sekarang membendung di matanya. Perlahan air mata itu turun dan membasahi pipi Justin. Justin tak tahu mengapa ia menangis. Semua terjadi begitu saja. Austin heran mengapa Justin meneteskan air mata di depannya.


Austin: Why are you crying, Justin?


Justin tidak mampu menjawab pertanyaan Austin. Ia lalu cepat-cepat menghapus air matanya itu. Justin tidak mau menangis di hadapan sahabatnya. Ia harus terlihat kuat! He must be strong!


Justin: No, I did not cry. Look. There are no tears, right?
Austin: Of course, since you've removed a few seconds ago


Jawab Austin dengan suara khasnya sambil tertawa renyah. Dia hebat! Dalam keadaan seperti ini, dia masih bisa tertawa bersama dengan sahabatnya. Justin yang mendengarnyapun ikut tertawa disusul dengan tawa ringan Christian dan yang lainnya. Dan tiba-tiba Selena datang ke samping Justin.


Justin: Apa yang kau mau?
Selena: I just want to take ya home. This place is really terrible. Moreover, mingling with people who are sick. Iuh...
Justin: Selena!


Justin membentak Selena. Kau tahu? Justin sangat tidak menyukai perkataan Selena yang barusan terucap dari mulut perempuan itu. Selena hanya berkacak pinggang. Justin lalu bangkit dan memintanya untuk tidak mengganggunya bersama Austin. Lagi pula, Selena bukan siapa-siapanya Justin. Justin tidak menganggap Selena sebagai pacarnya, namun kenapa Selena bisa menganggapnya sebagai pacar. Itu sangat tidak masuk akal, bukan?


Justin: I dont want to go home. I want to here with the others. If you want to go home, please go ahead!
Selena: Justin?


Selena memandang Justin dengan penuh keheranan, Justin hanya mendiamkan Selena. Ia tak mau ada keributan di dalam rumah sakit. Apalagi di depan Austin yang masih terbanring lemas. Selena hanya mendengus kesal lalu pergi meninggalkan ruangan dengan amarah yang menggebu-gebu.


Caitlin: Dont be too harsh on women, Justin.Keep calm:)
Justin: But she is very annoying, I hate him. Btw thanks for the advice, Caitlin
Caitlin: Any time


Justin lalu kembali melihat keadaan Austin. Dan kali ini sepertinya Austin ingin berbicara.


Austin: Bagaimana keadaan Elle? Apakah dia baik-baik saja?
Justin: Sure. She's fine. Me, Cody, and Alli, take good care of Elle. Yeah, right, Alli?
Alli: Yeah. That's true, Austin. Dont worry, brother;)


Austin hanya tersenyum manis. Dia bangga mempunyai teman-teman seperti mereka. Cody, Justin, dan Alli mau berbaik hati menjaga adik kecilnya itu.


Austin: Now, where is she?
Alli: She along with Cody now. She was at my house
Austin: Oh, thanks All:)
Alli: I'm happy to help you, Austin:)


Austin lalu menatap Justin seakan ada yang ia inginkan. Austin rindu mendengar Justin bernyanyi dan memetik gitarnya. Karena Austin melihat Justin membawa gitar, akhirnya Austin meminta Justin untuk membawakan sebuah lagu untuknya.


Justin: kau mau aku menyanyikan lagu apa?
Austin: aku ingin mendengar lagu barumu yang kau dedikasikan untuk ibumu
Justin: you mean... Turn To You, right?
Austin: Yeah..
Justin: Tapi itu kan untuk ibu-ibu di seluruh dunia. Tapi... untukmu, aku akan menyanyikannya.
Austin: Aku ingin mendengarkannya, anggap saja aku menyanyikan lagu itu untuk Mom.


Justin lalu tersenyum dan mengangguk. Ia mulai mengambil gitarnya dan mulai memetiknya dengan jemarinya yang lincah.


Justin: I sing this song for you, Austin:)
Austin: And ma mom, too Justin
Justin: haha, okay Austin. let me start...



You worked two jobs
To keep a roof up over our heads
You chose life for me
No you never gave up
I admire you for the strength you instilled in me



You were so young
You were just my age when you had me
Mom, you were so brave
There was nothing that would stop or get in our way
And I know you will always be there for me


Pada saat itu juga, datanglah Michele yang tersenyum dan disambut oleh beberapa teman Austin. Ia lalu di persilahkan duduk di samping Austin. Dan Austin berkata padanya, bahwa lagu yang dinyanyikan Justin ini, Austin persembahkan untuk dirinya. Austin meminta maaf karena ia tidak bisa bernyanyi secara langsung untuk ibunya. Namun Michele memakluminya, ia lalu mendengarkan dengan seksama. Justin kembali memetik gitarnya dan muali menyanyi kembali. Ia langsung kebagian  reff.



So when you’re lost and you’re tired
When you’re broken in two
Let my love take you higher
Cause I still turn to you 3x


It was ’94
The year that everything started to change
From before, You had to be a woman
You were forced to change your ways
To change your ways


Then you found the Lord
You gave your life to Him
And you could not ignore
The love he had for you
And I wanted more of your heart


So when you’re lost and you’re tired
When you’re broken in two
Let my love take you higher
Cause I still turn to you.


I don’t know what I’d if you left me
So please don’t go away
Everything that you are is who I am
Who I am today.


So when you’re lost and you’re tired
When you’re broken in two
Let my love take you higher
Cause I still turn to you. 3x


Cause I, I turn to you











--------------------------------------- To Be Continue ------------------------------------
Thanks for reading, happy reading guys;) xoxo<3


Tidak ada komentar:

Posting Komentar