Translate

Minggu, 15 Juli 2012

My Sweet Love Story #11

MSLS (My Sweet Love Story)









♥Part 11♥









Aku hanya terdiam. Aku bingung mau menjawab apa. Tapi,kalau aku tidak memaafkannya perasaan bersalah akan terus menghantuiku.


Elle: I'll forgive him


Semuanya bersorak gembira. Dan akhirnya aku digiring untuk masuk ke dalam lagi. Dan pada saat aku akan masuk ke dalam, aku bertemu seorang pria yang sedang bertatapan kosong. Ia lalu menatapku dan kembali menggenggam tanganku. Dia ditemani wanita dengan tatapan sinis dan beberapa teman dari wanita itu.


Justin: Elle, I'm..


Selena lalu melepaskan tanganku dan Justin dengan sangat kasar. Tanganku sedikit terluka karena tercakar kuku Selena yang panjang. Aku hanya meringis kesakitan dan Justin hanya menatap Selena sambil mengerutkan alisnya.


Selena: lepaskan dia Justin


Justin hanya mendengus kesal. Ia tetap menatapku dengan mata hazelnya. Ah, aku tidak kuat untuk menatapnya balik. Aku sudah berbuat kesalahan. Seharusnya yang meminta maaf itu aku, bukan Justin. Dan soal kissing itu. Aku benar-benar bodoh! Kenapa aku tidak mempercayai Justin. Kenapa aku malah tidak mempercayainya.


Cody: lebih baik kita masuk ke ruangan Austin dulu. Justin, aku duluan ya
Justin: Uhm.. Tapi...
Selena: Sudahlah, kalian pergi saja sana. Hushh.. hushh..
Justin: SELENA! SHUT UP!


Selena lalu mengehntakan kakinya ke lantai. Cody lalu kembali menggiringku ke dalam. Aku masih terbengong-bengong. Terkadang aku menoleh ke belakang untuk melihat Justin.Yang aku lihat sekarang adalah Justin yang sedang bermesraan dengan Selena. Kenapa aku benci pemandangan ini? Sadarlah Elle! Kau ini bukan sia[a-siapanya Justin.








- Author -






Cody lalu membawa Elle ke ruangan Austin. Elle membuka pintu dan melihat Austin yang sedang membaca sesuatu. Kali ini Austin sendirian. Michele mungkin sedang pergi bekerja sampai malam. Elle hanya menghampiri kakaknya dan duduk manis di samping kasur kakaknya.


Elle: Kau sedang apa, Austin?
Austin: Membaca novel
Elle: Austin...
Austin: Ya, sweety?
Elle: Maafkan aku
Austin: Maafkan kamu? Untuk apa?
Elle: Yang tadi. Sifatku sungguh kekanak-kanakan, aku sadar itu.
Austin: Hahaha.. Baiklah, Elle. Nah, apakah kau sudah meminta maaf pada Justin?


Elle hanya menggelengkan kepalanya sambil tersenyum tipis. Austin yang melihatnya hanya menepuk jidatnya sambil tertawa. Elle hanya mengernyitkan dahinya.


Elle: Kenapa kau tertawa? Apanya yang lucu?
Austin: Seharusnya kau sudah meminta maaf pada Justin dari tadi
Elle: Entahlah, tapi aku belum siap memaafkannya
Austin: Aku tidak memaksamu, tapi ingat penyesalan pasti datang belakangan
Elle: Iya iya:)








***








- Elle -









Hari ini aku harus berangkat sekolah sendirian. Aku memang punya mobil sendiri tapi aku tidak berani menggunakannya, sehingga aku putuskan agar Maria yang mengantarkanku ke sekolah. Di sekolah, tidak ada yang berubah. Semua sama saja. Terkadang beberapa siswa atau siswi datang kepadaku untuk meminta tanda tangan, foto, atau follow back di twitter. Namun, aku merasa ada yang ganjil disini. Tidak seperti biasanya, aku belum melihat Justin kali ini. Oh, baiklah! Lupakan dia sekarang!


Aku terus berjalan menuju kelasku sambil menenteng tas gitar yang tentu saja berisi gitar akustik. Terkadang, aku sambi sambil update twitter. Aku menemukan banyak mention dari beliebers, hatters, selenators, dan masih banyak lagi.



"@little_elle: Alone"


Itu satu tweet yang aku share pagi ini. Alone? Ya. Aku merasa sendirian. Biasanya, ada Justin yang siap menghiburku di samping. Tapi sekarang... dia sudah bersama Selena. Yang jelas jelas Selena lebih cantik, terkenal, kaya, dan lebih perfect. Tiba-tiba...... BRUKK!! Seseorang menabrakku. Akupun terjatuh dan kepalaku sangat sakit karena mungkin kepala kami berbenturan. Aku masih menahan sakit sambil mengelus kepalaku, tepatnya di bagian dahi. Aduh.... sakit!


Justin: S.. S..sorry..... Elle


Aku mencoba melihat ke atas. Dan ternyata itu Justin._. Ia lalu mengulurkan tangannya di hadapanku sambil tersenyum seperti biasa. Aku bingung mau menerima bantuannya itu atau tidak. Aku juga bingung apakah aku akan tersenyum atau tidak sama sekali. Lalu aku memutuskan untuk bangkit sendiri tanpa menjabat tangan Justin. Bukannya aku menolaknya, tapi di belakang Justin ada Selena dan atek-anteknya yang memberi tanda padaku. Tandanya....uhm, menggorok leher gitu deh. Ih, serem! Tapi paling tidak, aku membalas senyum Justin dan berlalu dengan cepat.


Dari kejauhan, aku kembali melihat Selena yang bermanja-manjaan dengan Justin. Aku melihatnya dengan tatapan biasa saja. Aku juga melihat Justin yang masih tersenyum padaku tanpa menoleh pada Selena. Aku hanya terkekeh sambil membuang mukaku dan kemudian berjalan kembali ke depan.






Waktunya istirahat. Yap,paling tidak tadi ujian sejarah susulan sudah berjalan dengan lancar dan aku mendapat nilai A! Yeah, akan kutunjukan ini pada Mom dan Austin. Mereka pasti senang. Aku tidak tahu mau pergi kemana, Berly ternyata sakit jadi ia tidak bisa masuk sekolah. Otomatis, aku kesepian seperti ini. Tiba-tiba, aku ingin sekali pergi ke suatu tempat untuk menenangkan diriku dan aku ingin bermain gitar di sana.


Elle: Halaman belakang sekolah


Itulah yang pertama kali muncul di benakku. Aku rasa itu tempat yang sangat cocok untukku sekarang. Disana tempatnya sepi, maksudku... disana tidak begitu ramai. Mungkin aku bisa bermain gitar sepuasnya sambil bernyanyi-nyanyi ria.


Sampai!! Sekarang aku sudah berada di halaman belakang sekolahku. Kali ini, istirahat akan berjalan sangat lama karena para guru sedang mengadakan rapat sampai nanti sepulang sekolah. Hahaha... itulah hal yang aku tunggu-tunggu. Kuhirup udara segar yang ada dan mulai mencari bangku untuk duduk. Disini sungguh menyenangkan! Tidak ada Justin dan Selena yang terus menakutiku. Tidak ada yang menggangguku di sini. Aku duduk termenung di bangku itu sambil memikirkan lagu apa yang akan aku nyanyikan sekarang.


Sebuah kalimat muncul di otakku: THAT. SHOULD. BE. ME
Hah? Ada apa ini? Ada apa dengan lagu itu, kenapa aku ingin sekali memainkan lagu tersebut? Tapi yasudahlah, mungkin itu yang diinginkan oleh hatiku dan aku mencobanya. Kupetik senar gitarku secara halus dan mulutku mulai mengeluarkan nada-nada yang indah~





Everybody's laughing in my mind
Rumors spreading 'bout this other guy
Do you do what you did when you
Did with me
Does he love you the way I can
Did you forget all the plans
That you made with me
'cause baby I didn't


That should be me
Holdin' your hand
That should be me
Makin' you laugh
That should be me
This is so sad
That should be me
That should be me
That should be me
Feelin' your kiss
That should be me
Buyin' you gifts
This is so wrong,
I can't go on,
Till you believe that
That should be me


That should be me
Yeah,
You said you needed a little time
For my mistakes
It's funny how you use that time
To have me replaced
But did you think that I wouldn't see you out at the movies
What you doin' to me
You're takin' him where we used to go
Now if you're tryin' to break my heart
It's working 'cause you know that


That should be me
Holdin' your hand
That should be me
Makin' you laugh
That should be me
This is so sad
That should be me
That should be me
That should be me
Feelin' your kiss
That should be me
Buyin' you gifts
This is so wrong,
I can't go on,
Till you believe that
That should be me


I need to know, should I fight for love or disarm
It's getting harder to shield
This pain in my heart


That should be me
Holdin' your hand
That should be me
Makin' you laugh
That should be me
This is so sad
That should be me
That should be me
That should be me
Feelin' your kiss
That should be me
Buyin' you gifts
This is so wrong,
I can't go on,
Till you believe that
That should be me
Holding your hand
That should be me
The one making you laugh, oh baby
That should be me
(that should be me giving you flowers)
That should be me
Talking for hours that should be me, that should be me
That should be me
Never should've let you go
I never should've let you go
That should be me
I'm never gonna let you go
oh oh oh ohh




Selesai memainkan lagu itu, perasaanku menjadi lega. Dan tiba-tiba tanpa kusadari ada seorang yang bertepuk tangan di belakangku.


Justin: Hebat! Bagusss sekali! I like your voice, Elle


Itu Justin. Mau apa dia? Mana Selena dan antek-anteknya, aku tidak melihatnya kali ini. Aku makin tersipu malu karena Justin tak henti-hentinya memuji suaraku dan bagaimana cara bermain gitarku. Dan ia lalu duduk di sampingku sambil menataplu dengan senyuman yang lebar. Aku balas tersenyum tanpa ragu.


Elle & Justin: I'm so...
Elle: Kau duluan
Justin. Tidak. Ladies first:)


Aku menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya. Aku harus mulai dari mana? Mulutku bergetar, aku gugup, dan keringatku mengucur. Justin hanya memiringkan kepalanya ke samping kanan dan kesamping kiri.


Justin: Ada apa denganmu, Elle.
Elle: A... aku.. aa...


Aku tak sanggup berbicara. Aku langsung meringkuk ke pelukan Justin. Aku hanya terisak di pelukannya sekarang. Aku terisak karena aku merasa bersalah dan aku manusia terbodoh! Aku bingung mau bicara apa pada Justin. Justin yang melihat itu langsung mengelus rambutku.


Elle: I'm sorry Justin.
Justin: Hey, little girl. Dont cry please.. haha it's okay. Supposedly, I apologize. This is all my fault
Elle: No, Justin. I was childish. I'm sorry... hu hu huuuu~
Justin: Okay, forget it. Sekarang, jangan menangis lagi. Kau tahu, aku benci itu, Elle.


Aku masih terisak. Justin lalu mendekatkan keningku ke bibirnya, lalu menciumnya. Aku berusaha menghapus air mataku yang tak kunjung berhenti mengalir. Justin lalu menarikku ke dalam pelukannya lagi. Beberapa menit kemudian....aku mulai berhenti menangis.


Justin: Elle.... aku ingin menanyakan sesuatu padamu
Elle: Tentu saja. Apa itu?
Justin: Do you want to be my girlfriend?


DEG!! PYAR! Ciiaattt ciiaaattt ciaaaattt!! (emaap._.v)


Elle: A...aku tidak tahu Justin. Aku bingung.
Justin: Kenapa?
Elle: Aku baru beberapa hari mengenalmu, dan kau adalah pacar Selena. Nanti aku dituduh mencuri pacar orang lagi
Justin: Hahaha... Selena? Who is she?
Elle: Justin?
Justin: Dia bukan pacarku Elle. Kami sebenarnya sudah putus berbulan-bulan yang lalu, tapi tetap saja Selena menganggapku pacarnya. Dia belum bisa melepasku.
Elle: Ta... tapi...
Justin: Sudahlah, sekarang jawab pertanyaanku dulu.


Beberapa detik aku berfikir. Antara senang, sedih, bangga, haru, takut, aku bingung mau menjawab apa?


Justin: I will catch you if you fall, Elle:)


Mendengar kata-kata itu... Aku langsung tenang. Aku lalu mengangguk dan menerima Justin sebagai pacarku. Justin lalu berjingkrak-jingkrak, loncat kesana kemari, dan aku hanya terkekeh kecil melihat sifatnya.






***





Beberapa minggu  kemudian, berita ini langsung tersebar luas. Tidak hanya di sekolah, namun sampai ke penjuru dunia. Setiap hari, tak henti-hentinya Paparazzi mengikuti kami kemanapun kami pergi-_- Terkadang memang menyebalkan, tapi Justin tetap membuatku tersenyum selalu. Ia selalu ada saat aku butuh dia. Hampir setiap hari kami bersama-sama. Sekarang, keluargaku dan keluarga Justin sudah saling mengenal satu sama lain. Mereka sangat akrab. Dan yang lebih kerennya lagi, sekarang aku sudah bisa akur dengan Selena And The Gank.


Justin: Hey, babe! Let's go to my house, Pattie wants to meet with the woman who would become law
Elle: What do you mean, Justin?
Justin: Who else besides you. Come get in the car, if not ...
Elle: If not, what would you do?
Justin: Hmm... Maybe I'll touch the sweet lips of yours with my sexy lips.
Elle: Hahaha... Okay okay, wait a minute


Ah.... Life is full of challenges. But the challenge is what makes us strong. I'm happy with my life now. Apalagi, dengan Justin. I promise I will always love him until we have offspring and be a happy family forever.



THE END~
Thanks for reading my story guys, I love you<3 xx

Sabtu, 14 Juli 2012

My Sweet Love Story #10


MSLS (My Sweet Love Story)











♥Part 10♥









Sepulang sekolah ini, Justinlah yang akan menjemput Elle. Justin tak henti-hentinya memuji Elle dengan beberapa pujian yang membuat Elle malu bukan main. Sesampainya di mobil, Elle lalu meminta Justin untuk mengantarnya ke UCLA Medical Center. Justin sangat terkejut! Mukanya menjadi pucat pasi. Elle yang melihatnya, langsung heran bukan kepalang. Awalnya Justin menolak untuk mengantarkan Elle, namun Elle memaksanya. Justin tidak tega. Mungkin ini saat yang tepat. Mungkin ini saatnya. Dan akhirnya... Justin mau mengantar Elle menuju rumah sakit tersebut.


Awalnya Justin ragu untuk mengajak gadis itu ke rumah sakit. Wajah Justin berubah jadi pucat dan sekarang ia bingung harus bagaimana. Justin lalu mengirim pesan singkat pada Michele, Cody, Alli, Chrsitian, dan yang lainnya. Justin berkata bahwa ia akan membawa Elle ke rumah sakit sekarang. Setelah beberapa menit menunggu jawaban, satu persatu jawaban muncul dan mereka semua setuju. Elle boleh dibawa ke rumah sakit untuk bertemu dengan Austin.


Justin: Kau yakin akan pergi ke rumah sakit sekarang?
Elle: entahlah. Tapi hatiku bilang kalau... kalau aku harus ke rumah sakit itu sekarang juga
Justin: memangnya ada apa di sana? Kenapa hatimu bisa seyakin itu?
Elle: Mimpiku
Justin: Ada apa dengan mimpimu?


Elle akhirnya menceritakan semua mimpinya. Justin yang mendengarnya terkejut bukan main karena mimpi Elle memang kenyataan yang sesungguhnya. Austin memang mengalami kecelakaan dan sekarang ia dirawat di UCLA Medical Center. Kenapa mimpinya bisa sangat benar? Justin yang mendengarkan cerita itu sampai selesai langsung bergidik. Ia takut kalau Elle membencinya karena ia telah berbohong pada Elle. Justin takut kalau Elle akan menjauhinya dan akan....


Elle: Hey, kenapa kau melamun? Ayo jalan
Justin: E.. i.. sorry Elle:'


Di dalam mobil, Elle hanya mendengarkan musik yang keluar dari radio. Itu lagu dari CODY SIMPSON!!!! *-* Elle langsung mengikuti alunan lagu itu. Ia bernyanyi. Ia hafal lagu itu. Justin melihatnya dengan senyum manis. Ia senang bisa melihat Elle tersenyum seperti dulu. Senyum tanpa beban yang menghantuinya:')


Elle: What’s up? Even with your hair up Girl, what’s up? Even in your sweat pants. Girl, what’s up? Even when you wake up without any make-up, I’m in love. Cause I’m so tired of the same old things I’ma need something new in my life, yeah.. So tired of the same old games. Yeah it’s time I started feeling right
Justin: Suaramu tidak buruk. Suaramu bagus, lucu :D
Elle: He? Apanya yang lucu. Suaraku biasa saja, seperti anak seusiaku
Justin: Tidak! Suaramu berbeda dengan yang lain. Suaramu punya ciri khas tersendiri, sama seperti kakakmu
Elle: Benarkah?
Justin: Tentu saja:)


Justin lalu mengacak-acak rambut Elle dan Elle mengacak-acak rambut Justin balik. Mereka sudah sangat akrab sekarang. Elle masih takut bertanya apakah Justin memang benar pacar Selena. Dan dalam hati, Justin juga bertanya-tanya apakah Elle menyukai tidak? Maksudnya, perasaanya terhadap Cody itu lebih dari fan ke idolanya atau tidak. Mereka sama-sama gelisah akan perasaan mereka. Mereka belum mengetahui bahwa mereka saling suka dan belum mendapatkan kepastian.


Setelah sampai di UCLA Medical Center, Justin turun dari mobil sambil menarik napasnya dalam-dalam. Ia melihat Elle yang masih sibuk dengan iPhone-nya. Justin juga segera mengirim pesan singkat ke Cody yang barusan pulang dari konsernya dan Berly yang sudah menunggu di rumah sakit.





"I've got to the hospital with Elle"




- Justin -





Elle tiba-tiba menghentikan langkahnya. Ia berhenti dan menatap Justin yang masih berada di sampingnya. Elle menggenggam erat tangan Justin.


Justin: Ada apa, babe? Tanganmu berkeringat
Elle: Aku... aku takut jika sesuatu terjadi pada Austin


DEG!! Jantung Justin seperti berhenti berfungsi (aduh, jangan sampe tin! Gua belum mau! Gua belom dikasih adek sama elu x_x) Dadanya terasa sesak dan pikirannya jadi benar-benar buyar. Ia takut kalau Elle benar-benar shock bahwa....mimpinya itu memang benar! Mimpinya itu benar-benar terjadi. Dan saat itu pula, iPhone Justin kembali menampilkan SMS dari Michele.





"Ini saatnya. Ini waktunya Elle mengetahuinya. Aku yakin dia pasti sudah bisa menyikapinya. Dia gadis kecil yang kuat. See yaa, boy"





- Mrs. Mahone -




Elle menggoyang-goyangkan badan Justin seperti anak kecil yang minta dibelikan sesuatu. Justin kembali terbangun dari lamunannya setelah membaca pesan dari Michele.


Justin: Tenang saja, ia akan baik-baik saja


Elle hanya mengangguk pelan. Justin dan Elle berjalan menuju ke bagian informasi. Suster di sana terlihat sangat terkejut melihat sosok Justin Bieber dan Elle Mahone. Tak perlu berfikir panjang, ia mengambil kertas kosong dan spidol lalu ia menyodorkan kepada mereka berdua. Untuk apa? Jelas minta tanda tangan dong. Setelah ritual itu selesai, ia kembali melayani Justin dan Elle.


Suster:  Who will you meet?
Elle: uhm... we will meet ...


Elle tidak bisa menjawab pertanyaan si suster. Ia bingung. Kalau Austin tidak ada bagaimana? Kan malu. Tapi hatinya bilang, 'kau harus bertanya! Kau harus bertanya!' 'jika memang Austin ada, kau harus kuat dan hadapi kenyataan ini!'


Justin: Austin Mahone


DEGH! Hati Elle kembali sakit seperti teriris pisau. Ia berbalik ke arah Justin. Kenapa dia bilang seperti itu? Justin hanya menundukkan kepalanya. Ia tahu perasaan Elle sekarang. Mungkin antara tidak percaya atau tidak.


Elle: Justin kenapa...


Kata-katanya terpotong, Justin langsung menggandeng Elle ke ruang 23B dimana Austin dirawat inap. Elle hanya mampu mengikuti langkah kaki Justin dan tidak sempat bertanya apa-apa pada Justin karena Justin sudah menggenggam tangan Elle dengan erat. Sesekali Justin melihat wajah Elle yang masih bingung dan kikuk.


'Gadis ini tidak tahu apa-apa. Ia hanya bertanya-tanya akan mimpinya yang lain adalah itu bukan mimpi. Tuhan, bantu aku...' kata Justin dalam hati.












- Elle -












Sekarang, aku dan Justin sudah berada di depan ruang 23B. Di ruang tunggu, aku melihat Christian, Cody, Berly, dan Caitlin. Mereka lalu bangkit berdiri saat mengetahui aku dan Justin datang. Wajah mereka masih lemas namun mereka mencoba memberikan senyum padaku, dan aku membalasnya. 




Elle: Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa wajah kalian berubah seperti... 




Aku tak melanjutkan kata-kataku. Mataku tiba-tiba tertuju pada seorang pria yang terbaring lemas di tempat tidurnya bersama dengan alat-alat rumah sakit. Sebagian badannya dibalut dengan perban. Di samping tempat tidurnya, ada seorang ibu yang menemaninya. Aku melihatnya dari kaca transparan yang ada di pintu. Aku mencoba mendekat. Melihat lebih jelas dan... Astaga! Itu Austin dan Mom! Ha? A...apa.. apa aku masih bermimpi? Aku berusaha menyadarkan diri dengan menampar pipiku sendiri. Aw! Sakit! Aku tidak bermimpi. Ini memang kenyataan. 




Elle: Austin....


Seketika itu, darahku seperti berhenti mengalir, dadaku sesak, aku serasa tak ingin hidup. Melihat keadaan kakakku yang sekarang, keadaannya sungguh menyedihkan. Kepalaku berusaha untuk menghantam dinding, tapi seorang menarikku ke pelukannya yang hangat. Pria itu memelukku dengan erat.


Justin: Everything's gonna be alright, babe. Sure. Trust me


Aku terus menangis di pelukannya, tepatnya di bahunya. Aku menangis sejadi-jadinya sambil memanggil-manggil nama Austin. Kenapa Justin tidak bilang padaku? Kenapa Cody dan Berly tidak menceritakannya padaku? Kenapa mereka semua berbohong padaku? Memang apa salahku? APA?! Sampai mereka tega menutupinya, supaya aku tidak bertemu Austin.


Elle:  Why you can bear to like this to me? Y'all have the heart to lie to me. Why?


Justin, Cody, Berly, Christian, dan Caitlin hanya tertunduk dan mematung. Mereka bingung mau menjawab apa. Aku sudah muak dengan semua ini. Ternyata sahabat-sahabatku sendiri rela membohongi dan membodohiku seperti ini.


Elle: Aku tidak bodoh! Aku tahu semua ini! Kenapa sih, kalian tega melakukan semua ini padaku?
Justin: Elle, kau harus dengarkan aku dulu. Kami semua tidak bermaksud un...
Elle: Cukup Justin! Cukup! Aku tidak mau mendengar omongan dari mulutmu! Aku sudah cukup tersakiti oleh ini!


Justin lalu membawaku ke sudut ruangan yang sepi. Jarang sekali orang berkeliaran di sini. Ia lalu berusaha meyakinkanku bahwa ini semua demi kebaikanku. Justin masih menggenggam tanganku dengan eratnya. Aku berusaha melepaskannya namun selalu gagal, Justin selalu menangkap tanganku kembali.


Justin: I'm sorry, babe
Elle: I hate you Justin
Justin: Please. I will not repeat ma mistake again, babe. Please
Elle: No! I can't, Justin. And dont call me 'babe' again


Justin mencoba menarik daguku secara perlahan. Berkali-kali aku menolaknya, namun akhirnya ia berhasil. Kami saling berhadapan sekarang dan kedua tangannya ia tumpu di pinggangku. Justin menatapku lekat-lekat dan aku melihat suatu cahaya yang terpancar dari matanya. Ya, cahaya kebenaran. Ia benar-benar ingin meminta maaf padaku, seolah kesalahan ini untuk kebaikanku. Aku terlalu menatap matanya lekat-lekat. Sampai aku tidak sadar sekarang hidung kami sudah bersentuhan dan Justin mendekatkan bibirnya ke bibirku dan berkata..


Justin: Give me one more chance, Elle. Please.


Aku tetap terdiam mematung. Aku hanya menutup kedua mataku yang masih meneteskan air mata kesedihan dan kekecewaan. Tiba-tiba, aku merasa bahwa bibir seseorang menyentuh bibirku. Justin kissed me. Aku merasa tenang. Jantungku berdetak dengan tenang, darahku mengalir dengan sempurna. Yang aku rasakan sekarang adalah aliran hangat yang Justin beri padaku melalui ciuman itu. Aku memang menikmatinya, namun enam puluh detik kemudian aku mulai sadar dan segera melepaskan bibir itu dari bibirku. Aku berusaha melepas genggaman Justin yang lekat seperti lem pada tanganku. 




Elle: I'm sorry Justin. But... I can't....
Justin: Elle, wait!


Aku lalu meninggalkan Justin dan berlari menuju ruangan Austin. Setelah berada di depan pintu, aku segera membuka pintu ruangan itu. Ketika aku masuk ke dalam, Mom dan Austin hanya tersenyum dan mengucapkan selamat datang padaku. Aku buru-buru menghapus air mataku dengan jemariku. Mataku mungkin terlihat sembab di hadapan Austin, dan ia akan mengetahuinya.


Elle: Hi, Austin


Sekarang aku sudah berada di samping Austin. Aku sudah bisa berbicara dan menatap matanya yang indah itu. Kami tersenyum bersama.


Austin: Come on, sweet girl. Come into ma arms. I miss yaa so much!


Aku lalu memluk Austin yang masih berada di tempat tidurnya itu. Mom yang melihat itu, langsung ikut memluk Austin dan aku.


Elle: Mom, Austin, sebenarnya...kenapa Justin dan yang lainnya ingin membohongiku?


Mereka hanya saling pandang. Dan kali ini Mom akan memberikan jawaban. Aku harap ini jawabannya yang tidak menyakitkan untukku.


Michele: Aku yang menginginkannya
Elle: Apa? Kau yang menginginkannya? Tapi...
Michele: Ini demi kebaikanmu Elle. Aku tidak mau kau terbebani dengan masalah ini. Aku ingin kau bisa...


Mom tidak kuat berbicara, ia hanya menangis dan menangis. Sekarang, tiba giliran Austin yang angkat bicara denganku.


Austin: Elle, listen. Bukan hanya Mom, tapi aku dan yang lainnya juga terlibat dalam semua ini. Kami melakukannya demi kau, demi kebaikanmu, Elle.
Elle: Termasuk Justin?
Austin: Ya, benar sekali. Jadi kau tidak berhak membenci Justin, benci saja kami semua, termasuk aku dan Mom. Karena sebenarnya, yang ingin masalah ini disembunyikan adalah aku.
Elle: A... Apa? Jadi...


Perasaan bersalah kembali muncul di benakku. Aku sungguh merasa bersalah dengan Justin. Aku memutuskan untuk keluar dari ruangan itu dan berlari. Aku tak tahu arah dan tujuanku sekarang. Yang jelas aku hanya ingin berlari, berlari, dan berlari!


Dan... sampailah aku di suatu taman yang masih berada di kawasan rumah sakit. Aku duduk termenung di bangku taman itu. Pandanganku kosong. Pikiranku kosong. Sekarang aku hanya melamun dan meratapi kesalahanku. Aku mengaku salah pada Justin. Dan, harusnya aku berterima kasih pada Justin. Bayangkan. Ia, seorang Justin Bieber.. HE IS MY FIRST KISS! Argh!


TAP! Sesorang sepertinya menepuk pundakku. Aku menoleh ke belakang. Ternyata itu adalah Cody, Berly, Christian, dan Caitlin.


Berly: Hi, darl


Aku langsung memeluk Berly. Aku menangis di pelukannya sekarang.


Berly: Tenang, Elle. Keep calm. Big girl dont cry, k?
Elle: Ma... maafkan aku..


Kataku pada mereka dengan terbata-bata. Mereka hanya tersenyum dan mengangguk. Itu tandanya mereka mau memaafkanku. Lalu mereka memelukku.


Cody: Jangan pernah kau menumpahkan air mata di hadapan kami
Christian: Kami ingin selalu melihatmu tertawa
Berly: Kami disini untuk membuatmu senang dan tersenyum, Elle.
Caitlin: Dan jujur, kami benci melihatmu menangis seperti ini. Buktikan kalau kau kuat, Elle!


Aku hanya tersenyum kecut sambil menghapus beberapa air mata. Dalam hati, aku berkata bahwa... betapa beruntungnya aku mempunyai teman-teman seperti mereka. Mereka masih peduli padaku. Mereka masih mencintaiku.


Cody: Kau sudah memaafkan kami, dan... apa itu tandanya kau mau memaafkan Justin?


Aku hanya terdiam. Aku bingung mau menjawab apa. Tapi,kalau aku tidak memaafkannya perasaan bersalah akan terus menghantuiku.


Elle: I'll forgive him


Semuanya bersorak gembira. Dan akhirnya aku digiring untuk masuk ke dalam lagi. Dan pada saat aku akan masuk ke dalam, aku bertemu seorang pria yang sedang bertatapan kosong. Ia lalu menatapku dan kembali menggenggam tanganku...








------------------------------ To Be Continue ----------------------------
Thanks for reading guys~ Maaf kalau jelek, kepanjangan, atau kependekan. Xoxo<3

Kamis, 12 Juli 2012

My Sweet Love Story #9


MSLS (My Sweet Love Story)











♥Part 9♥










Setelah Justin selesai memainkan gitarnya dan bernyanyi, semua bertepuk tangan. Tak terkecuali Austin yang masih terbaring lemas. Austin menatap Michele, lalu Michele memeluk Austin. Hari semakin malam, ini saatnya Justin pulang untuk menjemput Elle dari rumah Cody. Akhirnya, Justin dan Alli pamit pulang pada Austin, Michele, dan teman-temannya.


Alli mengendarai mobilnya duluan. Sedangkan Justin masih berada di belakangnya. Justin masih ingat apa yang kemarin dikatakan Austin padanya sebelum pulang. Sebenarnya, Austin tidak tega untuk menutupi semuanya. Austin benci menggunakan topeng terus. Ia ingin Elle segera mengetahui keadaannya. Ia ingin Elle menjenguknya, memeluknya, bercanda, dan berbicara seperti biasa. Namun Justin dan Michele bilang, tunggu waktu yang tepat.









***





- Elle -






Hoooaaaammmm... Selamat pagi dunia! Pagi ini, aku sudah berada kembali di tempat tidurku. Bukan di kamar Alli lagi. Mungkin semalam Justin yang mengangkatku. Tadi malam, aku bermimpi. Dan mimpi itu sungguh tidak masuk akal. Kau tahu? Aku bermimpi bahwa... Austin mengalami kecelakaan. Kondisinya parah dan ia sempat koma selama satu hari *random* Begitu banyak luka di sekujur tubuhnya. Dan aku masih ingat benar bahwa Austin dilarikan ke UCLA Medical Center. Yang aku heran, ada Mom juga di situ. Aku terus memikirkan mimpiku semalam dan sampai akhirnya seorang wanita masuk ke kamarku dan mengagetkanku yang masih duduk di tempat tidur.


Mom: Hi, sweety


Dan ternyata itu Mom. Aku rinduuuu sekali padanya. Mom lalu berjalan dengan cepat dan duduk di sampingku.Ia lalu memelukku dan mencium keningku. Badannya bau rumah sakit. Apa dia sakit? Apakah ada yang sakit? Tapi aku tidak perduli, yang penting sekarang aku bisa memeluknya dan melihat senyuman yang indah itu.Kali ini aku belum melihat Austin. Kemana dia? Dan pada saat aku bertanya pada Mom, ia hanya tersenyum dan menjawab..


Mom: Dia masih sibuk dengan observasinya
Elle: Oh. Kapan observasi itu selesai?
Mom: Aku juga tidak tahu. Kau pasti sudah merindukannya ya?
Elle: Tentu saja. Aku sangat rindu mendengar suara khasnya dan cara berguraunya
Mom: Aku juga:)


Pada saat itu Mom mulai tersenyum dan mulai melepaskan pelukannya. Entah mau kemana dia kali ini. Sepertinya aku akan ditingkalkannya bersama dengan Justin-_- Ternyata benar! Dia lalu berpesan padaku agar tak lupa meminum obat dan mengabarinya lewat skype atau apapun itu. Tapi sebenarnya yang aku mau hanyalah Austin! Austin! Dan Austin! Bukan siapa-siapa! Karena sudah dua hari aku tidak bertemu dengannya. Bahkan sekarang, aku harus kembali ke sekolah tanpa sosok Austin yang biasanya mengantar jemputku... walau agak telat-_-


Mom: Nah, sekarang kau harus bersiap ke sekolah. Jangan sampai telat, ya. Mom pergi dulu
Elle: Kemana?
Mom: Menyusul Austin, sweety. Bye


Mom lalu mencium keningku dan bangkit dari tempat tidurku. Berjalan menuju ke luar kamarku sambil menghapus sesuatu yang ada di wajahnya. Entahlah, itu seperti air mata yang berjatuhan. Atau apa aku juga tak tahu. Dan setelah lima menit meninggalkan kamarku, aku melihat dari jendela bahwa Mom sudah kembali pergi dengan Alphard-nya.


Justin: Boleh aku masuk?
Elle: Tentu saja


Kedengarannya seperti suara Justin yang sedang berada di balik pintu. Lalu ia membuka pintu itu dan berjalan mendekatiku. Dia sudah berpakaian rapi dan menggunakan Supra hitamnya. Sekarang, ia sudah berada di sampingku. Ya. Aku yang sedang menatap kosong entah apa yang aku lihat sekarang.


Justin: Kau tidak sekolah?


Aduh! Mampusss! Aku sampai lupa kalau hari ini aku harus masuk sekolah. Hari ini ada praktek seni musik. Aku langsung cepat-cepat membuka lemari dan menyambar kemeja berwarna putih dan jeans selutut berwarna hitam. Aku langsung berlari ke kamar mandi yang letaknya berada di kamarku. Aku hanya butuh waktu lima menit di kamar mandi. Keluar dari kamar mandi, aku sudah rapi dengan pakaian super simple ini. Justin yang masih duduk di meja belajarku langsung curiga kepadaku.


Justin: Aku jadi curiga padamu
Elle: Juriga kenapa? Aku nukan teroris Justin, jadi tenang saja


Aku masih sibuk menyisir rambutku yang hitam lebat di depan meja rias.


Justin: Kau mandi atau apa, cepat sekali
Elle: Aku mandi tau! Kalau tidak percaya, kau bisa mencium bau ketiakku. Hahahaha=))
Justin: Ih! Aku tidak sudi sekalipun itu wangi-_-


Aku kembali berlari menuju rak sepatu. Ada banyak sepatu di sana. Aku tinggal memilihnya. Ada Supra, Converse, Nike, Reebok, Adidas, dan Crocs. Diantara mereka aku beli sendiri dengan uangku, terkadang Austin membelikannya untukku, dan terkadang Mom juga membelikannya untukku. Sehingga koleksi sepatuku amat sangat banyak. Tapi asal kalian tahu, aku tidak suka menggunakan high heels. Aku lebih suka menggunakan high sneakers atau kets. Aku akhirnya memilih converse berwarna putih hitam. Yah, sepadan kan dengan pakaianku.Tak lupa aku juga mengenakan jam tangan berwarna putih di pergelangan tangan kananku dan sekarang aku sudah siap berangkat sekolah. Ohiya, tasku!


Justin: Sudah siap?
Elle: Tentu saja!


Aku dan Justin lalu buru-buru turun tangga. Di bawah sudah ada Maria yang sedang menyiapkan kami sarapan. Ia tersenyum pada kami dan menyuruhnya sarapan dulu.


Maria: Hey, this time for breakfast guys. I've been cooking toast and hot chocolate is delicious:-3


Aku dan Justin hanya saling pandang dan menaikan bahu. Karena waktu sudah sangat mepet, kami hanya sempat mengambil roti bakar itu, meneguk segelas susu cokelat dengan cepat, kami akan makan roti bakar itu di dalam mobil. Maria hanya menggelengkan kepalanya sambil tersenyum. Ia mengingatkan kami agar tidak makan terlalu cepat karena bisa tersedak. Tapi kami tak menghiraukannya. Selesai! Dan kami berdua cepat-cepat berlari ke mobil Justin yang mahal itu.


Di dalam mobil, kami masih sibuk mengunyah roti bakar itu. Justin langsung menyalakan mesinnya dan mulai berkendara sambil makan roti bakar itu. Alhasil, selai cokelat itu sungguh membuat wajah Justin belepotan. Aku lalu mengambil tissue yang ada di tasku. Aku mulai mengelap selai yang ada di samping mulut Justin. Kenapa aku jadi deg-degan seperti ini? Tanganku mendadak gemetaran begini? Apa... A, apa...


Justin: Thanks, Elle


Aku hanya mengangguk pelan lalu tersenyum manis pada Justin. Aku sadar aku memang suka Justin. Tapi, apakah dia juga menyukaiku? Dia sudah punya Selena. Mungkin rasa sayangnya padaku hanya sebatas kakak ke adik kecilnya. Ah, tapi aku terlalu berharap muluk nih!







*SKIP*






Setelah sampai di sekolah, Justin segera memarkir mobilnya. Aku belum melihat mobil Berly yang biasanya sudah parkir duluan. Jangan-jangan dia telat lagi. Aku clingak-clinguk kanan-kiri untuk mengetahui dimana sahabatku yang hampir pukul delapan ini belum datang.


Justin: Kau mencari siapa?
Elle: Berly
Justin: Oh. Gadis yang menakutkan itu-_-
Elle: Eh. Menakutkan? What do you mean?
Justin: Kau lihat saja badannya. Kekar. Seperti orang laki-laki. Kalau ngamuk, lumayan tuh
Elle: Ketauan pernah diamuk sama Berly nih
Justin: -_- Sebaiknya kita cepat masuk kelas. Hari ini kau ada praktek seni musik kan?
Elle: Iya
Justin: Good luck! I will see performances from you in the auditorium later
Elle: Thanks, bro
Justin: Any time, little girl;)


Justin dan aku lalu berjalan bersama menuju kelas. Jelas saja orang-orang satu sekolahan langsung melihat kami. Bagaimana tidak? Justin menggandengku! Bahkan terkadang merangkulku. Aku melihat Selena dan dayang-dayangnya yang menatapku dengan sinis. Sepertinya akan ada masalah sepulang sekolah, atau nanti, atau mungkin sekarang. Oh Ya Tuhan, tolong aku!


Sebelum kami berpisah.....TAP! Dan mungkin Tuhan sedang berbaik hati denganku, Ia mendengar doaku. Akhirnya Berly datang juga menghampiriku. Ia langsung menggodaku dengan beberapa gaya yang sangat aneh-_-


Berly: Cie ciee... Justin udah deket nih sama Elle:-3 PJ dooonngg~
Elle: PJ apaan dih-_-
Justin: PJ apaan sih, Elle, Ber?._.


Justin bertanya dengan muka polosnya. Kami berdua tertawa terbahak-bahak dan Justin cemberut. Ia melipat tangannya sambil memanyunkan bibirnya.


Elle: Kalau di Indonesia, PJ artinya Pajak Jadian. Jadi, orang yang habis jadian langsung dimintain uang.
Justin: Ha? Pake pajak segala?
Berly: Iyalah! Mau makan pake apa ntar kita
Justin: Kaya apa aja lu ber. Eh, si Cody mana? Biasanya bareng
Berly: Cody ada tour, jadi bolos sekolah deh
Cody: Jaaahh.. Tu anak kenapa nggak bilang dari kemaren sih?


Kami (aku dan Berly) akhirnya berpisah dengan Justin di lorong yang memisahkan kelas kami. Aku dan Berly memang satu kelas. Kami berjalan sambil bercanda gurau. Tapi, semua itu lenyap sudah saat Selena And The Gank menghadang kami di depan pintu kelas. Selena, Amber, Larossa, dan Lucia. Mereka semua sama-sama menatapku dengan tatap sinis. Selena maju mendekatiku.


Selena: Oh, jadi sekarang putri kecilnya Austin sudah berani dekat-dekatn dengan pacarku rupanya, hah?!
Berly: Pacar? Since when did Justin become your boyfriend?
Selena: SHUT UP!


Berly hanya menatapnya dengan tatapan sebal. Selena lalu mendekatkan mulutnya ke telingaku. Aku hanya bisa diam, mematung, ketakutan, bergetar. Ya. Aku memang lemah. Aku bukan gadis kecil yang kuat. Tangan kananku yang menenteng tas berisi gitar hampir saja jatuh ke lantai. Selena hanya mengelilingiku sebelum ia berbicara. Ia tersenyum seperti iblis saat melihatku ketakutan. Tuhan, apa salahku? Maafkan aku. Kenapa Engkau mengirimkan Selena ke dunia ini?


Selena: Kau tahu, kakak kesayanganmu itu sekarang sedang terbaring lemas di rumah sakit


Aku sedikit terkejut mendengarnya. Tapi, aku berusaha untuk tidak mempercayainya. Aku hanya terus terdiam mematung di hadapannya dan antek-anteknya.


Selena: He had an accident a few days ago


Aku masih mematung. Berly berusaha menghentikan Selena yang terus berbicara dan Berly mengatakan padakubahwa semuanya itu salah, semuanya bohong, tidak ada yang benar. Namun Amber, Larossa, dan Lucia berusaha menarik Berly. Anak satu sekolah tak ada yang berani menolong kami, karena Selena yang paling berkuasa di sini. Kau tahu, ayahnya pemilik sekolah ini. Jadi, aku hanya bisa pasrah. Aku masih bingung, apakah yang dikatakannya itu benar? Austin kecelakaan beberapa hari yang lalu. Sama seperti di mimpiku.


Selena: And you! You said you are the best sister to Austin. You love his more than anything! But what? You dont even know about it!
Berly: Selena! Stop it!
Selena: Stop it? Hahaha=)) I just wanted to see him crying in front of me now


Aku hanya tertunduk lalu berusaha melihat Berly yang masih dihadang oleh Amber, Larossa, dan Lucia. Berly hanya menggelengkan kepalanya tanda 'itu semua tidak benar'. Tapi aku harus berusaha untuk menanyakan semua ini pada Berly. Dengan mata yang mulai berair, aku bertanya pada Berly. Suaraku gemetar.


Elle: Berly, apa semua yang dikatakan Selena benar?
Berly: Te... tentu saja tidak. Semua itu bohong! Bohong, Elle.


Aku masih bingung dengan semua ini. Siapa yang aku pilih? Selena atau Berly? Tiba-tiba Mrs. Aden datang dan membuyarkan semuanya. Mrs. Aden lalu kembali menegur Selena agar perilakunya tidak semena-mena seperti ini. Ini sama saja merusak nama baik sekolah dan keluarga Gomez. Kamipun dipersilahkan masuk kelas untuk segera mengikuti pelajaran. Untung kelasku dengan kelas Selena berbeda, jadi masih ada kesempatan menenangkan diri di kelas bersama Berly.


Kali ini pelajaran matematika. Aku memperhatikan materi yang diberikan Mrs. Aden dengan sangat cermat. Berly yang duduk di sampingku lalu menepuk pundakku. Aku menolehkan kepalaku dan sekarang aku sedang menatapnya.


Berly: Omongan Selena yang tadi jangan dimasukan ke hati ya, darl
Elle: Iya, aku tahu. Selena memang begitu..






*SKIP*





Saat yang ditunggu-tunggu dan mendebarkan untukku datang. Kami sudah ada di auditorium yang besar. Kali ini aku akan praktek seni musik. Bagaimana dengan suaraku? Kata Justin suaraku memang tidak buruk, tapi bagaimana di telinga para pendengar lain. Aku sangat nervous! Kali ini aku akan menyanyikan When You're Gone dari Avril. Aku akan menyanyikannya untuk Austin:) Aku menunggu giliranku tiba. Aku melihat seorang pria melambaikan tangan untukku. Aku balas melambaikannya. Itu Justin. Berly yang melihatnya kali ini langsung menggodaku habis-habisan-_-


Mr. Boston: Nona Mahone


Tiba giliranku. Aku lalu mengambil gitar yang sedari tadi di sampingku dan mulai berjalan menuju panggung. Sekarang, aku ada di hadapan orang banyak. Teman sekelasku. Ya, kuanggap itu sudah banyak-_- Dan dari sini aku melihat Justin yang dikerumuni oleh beberapa anak perempuan. Sepertinya ia menikmatinya. You know, Justin? It makes me jealous-_- Ah, abaikan! Yang penting sekarang aku harus fokus pada penampilanku.


Mr. Boston: so, what song would you sing?
Elle: When You're Gone, from Avril Lavigne. I dedicate this song to ma brother, Austin Mahone.
Mr. Boston: What are you waiting? Do it now, Elle:)


Aku mulai memetik gitarku dan mulai menarik nafas dalam dalam. Okay, everything's gonna be alright. Aku mulai bernyanyi...


I always needed time on my own
I never thought I'd need you there when I cry
And the days feel like years when I'm alone
And the bed where you lie is made up on your side


When you walk away I count the steps that you take
Do you see how much I need you right now


When you're gone
The pieces of my heart are missing you
When you're gone
The face I came to know is missing too
When you're gone
The words I need to hear to always get me through the day and make it ok
I miss you


I've never felt this way before
Everything that I do reminds me of you
And the clothes you left, they lie on the floor
And they smell just like you, I love the things that you do


When you walk away I count the steps that you take
Do you see how much I need you right now


When you're gone
The pieces of my heart are missing you
When you're gone
The face I came to know is missing too
When you're gone
The words I need to hear to always get me through the day and make it ok
I miss you


We were made for each other
Out here forever
I know we were, yeah
All I ever wanted was for you to know
Everything I'd do, I'd give my heart and soul
I can hardly breathe I need to feel you here with me, yeah


When you're gone
The pieces of my heart are missing you
When you're gone
The face I came to know is missing too
When you're gone
The words I need to hear to always get me through the day and make it ok
I miss you









- Author -









Penampilan Elle selesai dan disusul dengan tepuk tangan yang sangat meriah dari teman-teman, Mr. Boston, dan Justin. Justin tak percaya Elle bisa melakukannya dengan sebaik ini. Mr. Boston sangat senang mendengarkan Elle bernyanyi. Elle langsung tersipu malu. Tak lupa ia juga menghapus air matanya yang sudah terlanjur turun.




Sepulang sekolah ini, Justinlah yang akan menjemput Elle. Justin tak henti-hentinya memuji Elle dengan beberapa pujian yang membuat Elle malu bukan main. Sesampainya di mobil, Elle lalu meminta Justin untuk mengantarnya ke UCLA Medical Center. Justin sangat terkejut! Mukanya menjadi pucat pasi. Elle yang melihatnya, langsung heran bukan kepalang. Awalnya Justin menolak untuk mengantarkan Elle, namun Elle memaksanya. Justin tidak tega. Mungkin ini saat yang tepat. Mungkin ini saatnya. Dan akhirnya... Justin mau mengantar Elle menuju rumah sakit tersebut.











------------------------ To Be Continue ------------------------------------------
Thanks for reading, maaf kalau jelek, kependekan, atau kepanjangan;) xoxo<3

Selasa, 10 Juli 2012

My Sweet Love Story #8


MSLS (My Sweet Love Story)











♥Part 8♥










Cody lalu melirikku, dan aku balas meliriknya.


Elle: Apa?¬_¬
Cody: Tidak¬_¬


Kami akhirnya hanya saling diam dan terkadang melirik satu sama lain. Kami melakukannya selama lima belas menit dan Cody tidak tahan dengan semua ini. Cody lalu meminta maaf lagi padaku. Kali ini dengan muka memelas. Cody menatapku dengan muka yang sedikit malas. Sepertinya dia terpakasa untuk meminta maaf kepadaku.


Cody: Sorry


Katanya sambil menepuk pundakku sedikit keras. Aku sedikit kesakitan karena perbuatan Cody yang kali ini. Sungguh! Aku terkejut.


Elle: Kau ini apa-apaan sih, Co? Sakit tauk-_-
Cody: You say such a pain, huh?
Elle: Yaiyalah! You patted ma shoulder with your hand, which is clearly bigger and stronger than ma hand-_-
Cody: I'm sorry, Elle. I'm just kidding, it doesn't intend anything
Elle: Well, I forgive ya, Cody Robert Simpson
Cody: Thank you Mrs. Mahone


Kami akhirnya sampai di rumah Cody. Dan seperti biasa, pelayan Cody yang setia itu menyambut kami dengan ramah tamah. Alli dan Justin belum kembali ke rumah. Hmm... kok mereka lama sekali ya? Tapi, Justin memang bilang kalau nanti ia akan pulang malam dan ia akan menjemputnya.


Tiba-tiba, aku teringat pesan Justin. Apa ya? Aku berpikir sejenak sambil meneguk segelas es jeruk bersama Cody. Oh my God! Aku lupa minum obat! Jam berapa ini? Aku melihat jam dinding. Ini pukul setengah enam sore. Masih ada waktu! Lalu aku mengambil tas ranselku dan merogoh obat yang ada di dalamnya. Aha! Dapat!


Cody: Jangan lupa minum obat
Elle: Iya iya, ini juga mau minum obat


Aku lalu mulai membuka kemasan obat itu lalu memasukan obat tersebut ke dalam mulutku. Aku butuh sesuatu untuk mendorongnya masuk ke dalam supaya tidak berhenti di kerongkonganku. Cair. Ya, harus cair. Aku melihat Cody yang sedang meneuguk segelas air segar. Langsung saja aku ambil gelas itu dari genggaman Cody. Sudah kuminum dan...


Elle: Ah... relieved
Cody: However, the drink was mine, and you took it without permission-_-
Elle: Hehe... I'm sorry Cody. Kau tidak mau aku mati hanya gara-gara aku tersendak obat bukan?
Cody: Ha ha ha-_-


Cody melipat mukanya dan aku hanya menaikan alis sambil tersenyum lebar. Itu salah satu ajakan minta maafku. Cody hanya tertawa geli. Itu artinya Cody memaafkanku bukan?


Cody: Sebaiknya kau tidur. Kau perlu istirahat.
Elle: Tidur? Kau gila, ini sudah hampir pukul enam sore
Cody: Kau mau penyakitmu itu kambuh lagi?-_-
Elle: Uhm... Baiklah aku akan tidur:-3


Cody menyuruhku untuk tidur di kamar Alli. Cody yakin Alli tidak akan keberatan untuk meminjamkan kamarnya sebentar padaku. Karena Alli adalah anak yang baik. Cody menuntunku sampai ke kamar Alli yang ada di lantai dua. Ketika aku membuka pintunya... Mataku terbelalak. This is the sweetest bedroom, which I've ever met! Kamarnya luas, dindingnya berwarna pink dan putih, kamarnya pun penuh dengan udara sejuk.


Cody: You like it?
Elle: Y.. yaa.. I like this! Very very like! Unfortunately this is not my bedroom (⌣́_⌣̀)
Cody: Oohh... Dont be sad, Justin's little girl. You can try it this time. Consider it your bedroom for a few hours ahead. hehehe
Elle: But are you sure Alli will not be mad at me?
Cody: I'm sure. She was a good girl and it seems ... she likes and comfortable with you
Elle: Hahaha.. Thanks Co.


Cody lalu membukakan pintunya untukku. Aku langsung merebahkan diriku di kasur yang empuk itu. Ahh... Ini sangat nyaman. Kucopot Supraku dan kuletakkan di samping tempat tidur. Aku mulai menarik selimut dan meletakkan kepalaku di atas bantal. Perlahan mataku mulai terasa berat karena efek obat yang bisa membuatku cepat tidur. Dan... aku pun tertidur pulas di kamar Alli.











- Justin's condition -









Pria berusia delapan belas tahun itu lalu segera menuju ke UCLA Medical Center *random* Justin ingin sekali menjenguk sahabatnya itu, Austin. Ia sudah sangat rindu padanya. Kabarnya, ia sudah mulai siuman beberapa jam yang lalu, dan timbul harapan kecil dari dalam hatinya untuk bisa berbicara lagi bersama sahabatnya itu. Butuh satu jam dari rumah Justin menuju UCLA Medical Center, namun kali ini Justin hanya membutuhkan waktu empat puluh menit.


Sesampainya di sana, Justin langsung menuju ke kamar Austin. Di depan kamar, sudah ada Alli yang lebih dulu sampai, Ryan, Chaz, Caitlin, Christian, dan... Ha? Selena? Justin yang melihat itu langsung terkejut bukan main. Ia segera membuang mukanya saat Selena melihatnya dengan tatapan manja. Justin langsung menghampiri Christian yang duduk agak jauh dari Selena.


Justin: Hi, Christ. How was Austin now?
Christian: Yep! As already I tell ya. A few hours ago he began to realize. And now, doctor was examining his situation
Justin: Thank goodness. When I could see him?
Christian: Maybe after this. After doctor left the room


Beberapa menit kemudian, dokter keluar dari ruangan. Dokter lalu melihat sekeliling dan bertanya.


Doctor: Austin's situation began to improve. You can visit him now
Justin: Thanks, doc


Justin dan Alli lalu membuka pintu dengan perlahan. Ia melihat Austin yang masih terlihat lemas dengan ditemani banyak alat-alat. Tangannya masih belum lepas dari selang infus. Justin mulai mendekati Austin. Austin tersenyum tipis. Justin mengetahuinya. Justin lalu duduk di samping kasur Austin dan mulai mengajak Austin berbicara.


Justin: Hi, bro. Whats up?


Justin tersenyum dengan tegar. Sebenarnya, dia ingin menangis karena tak kuasa melihat keadaan sahabatnya yang terbaring lemas dengan banyak luka dan alat yang ada di sekelilingnya. Austin mulai membuka mulutnya. Ia lalu menjawab pertanyaan Justin dengan suaranya yang seperti bass.


Austin: I'm fine. How about you, Justin?
Justin: I'm fine too


Justin menjawabnya sambil tersenyum. Matanya seketika berair. Air mata sekarang membendung di matanya. Perlahan air mata itu turun dan membasahi pipi Justin. Justin tak tahu mengapa ia menangis. Semua terjadi begitu saja. Austin heran mengapa Justin meneteskan air mata di depannya.


Austin: Why are you crying, Justin?


Justin tidak mampu menjawab pertanyaan Austin. Ia lalu cepat-cepat menghapus air matanya itu. Justin tidak mau menangis di hadapan sahabatnya. Ia harus terlihat kuat! He must be strong!


Justin: No, I did not cry. Look. There are no tears, right?
Austin: Of course, since you've removed a few seconds ago


Jawab Austin dengan suara khasnya sambil tertawa renyah. Dia hebat! Dalam keadaan seperti ini, dia masih bisa tertawa bersama dengan sahabatnya. Justin yang mendengarnyapun ikut tertawa disusul dengan tawa ringan Christian dan yang lainnya. Dan tiba-tiba Selena datang ke samping Justin.


Justin: Apa yang kau mau?
Selena: I just want to take ya home. This place is really terrible. Moreover, mingling with people who are sick. Iuh...
Justin: Selena!


Justin membentak Selena. Kau tahu? Justin sangat tidak menyukai perkataan Selena yang barusan terucap dari mulut perempuan itu. Selena hanya berkacak pinggang. Justin lalu bangkit dan memintanya untuk tidak mengganggunya bersama Austin. Lagi pula, Selena bukan siapa-siapanya Justin. Justin tidak menganggap Selena sebagai pacarnya, namun kenapa Selena bisa menganggapnya sebagai pacar. Itu sangat tidak masuk akal, bukan?


Justin: I dont want to go home. I want to here with the others. If you want to go home, please go ahead!
Selena: Justin?


Selena memandang Justin dengan penuh keheranan, Justin hanya mendiamkan Selena. Ia tak mau ada keributan di dalam rumah sakit. Apalagi di depan Austin yang masih terbanring lemas. Selena hanya mendengus kesal lalu pergi meninggalkan ruangan dengan amarah yang menggebu-gebu.


Caitlin: Dont be too harsh on women, Justin.Keep calm:)
Justin: But she is very annoying, I hate him. Btw thanks for the advice, Caitlin
Caitlin: Any time


Justin lalu kembali melihat keadaan Austin. Dan kali ini sepertinya Austin ingin berbicara.


Austin: Bagaimana keadaan Elle? Apakah dia baik-baik saja?
Justin: Sure. She's fine. Me, Cody, and Alli, take good care of Elle. Yeah, right, Alli?
Alli: Yeah. That's true, Austin. Dont worry, brother;)


Austin hanya tersenyum manis. Dia bangga mempunyai teman-teman seperti mereka. Cody, Justin, dan Alli mau berbaik hati menjaga adik kecilnya itu.


Austin: Now, where is she?
Alli: She along with Cody now. She was at my house
Austin: Oh, thanks All:)
Alli: I'm happy to help you, Austin:)


Austin lalu menatap Justin seakan ada yang ia inginkan. Austin rindu mendengar Justin bernyanyi dan memetik gitarnya. Karena Austin melihat Justin membawa gitar, akhirnya Austin meminta Justin untuk membawakan sebuah lagu untuknya.


Justin: kau mau aku menyanyikan lagu apa?
Austin: aku ingin mendengar lagu barumu yang kau dedikasikan untuk ibumu
Justin: you mean... Turn To You, right?
Austin: Yeah..
Justin: Tapi itu kan untuk ibu-ibu di seluruh dunia. Tapi... untukmu, aku akan menyanyikannya.
Austin: Aku ingin mendengarkannya, anggap saja aku menyanyikan lagu itu untuk Mom.


Justin lalu tersenyum dan mengangguk. Ia mulai mengambil gitarnya dan mulai memetiknya dengan jemarinya yang lincah.


Justin: I sing this song for you, Austin:)
Austin: And ma mom, too Justin
Justin: haha, okay Austin. let me start...



You worked two jobs
To keep a roof up over our heads
You chose life for me
No you never gave up
I admire you for the strength you instilled in me



You were so young
You were just my age when you had me
Mom, you were so brave
There was nothing that would stop or get in our way
And I know you will always be there for me


Pada saat itu juga, datanglah Michele yang tersenyum dan disambut oleh beberapa teman Austin. Ia lalu di persilahkan duduk di samping Austin. Dan Austin berkata padanya, bahwa lagu yang dinyanyikan Justin ini, Austin persembahkan untuk dirinya. Austin meminta maaf karena ia tidak bisa bernyanyi secara langsung untuk ibunya. Namun Michele memakluminya, ia lalu mendengarkan dengan seksama. Justin kembali memetik gitarnya dan muali menyanyi kembali. Ia langsung kebagian  reff.



So when you’re lost and you’re tired
When you’re broken in two
Let my love take you higher
Cause I still turn to you 3x


It was ’94
The year that everything started to change
From before, You had to be a woman
You were forced to change your ways
To change your ways


Then you found the Lord
You gave your life to Him
And you could not ignore
The love he had for you
And I wanted more of your heart


So when you’re lost and you’re tired
When you’re broken in two
Let my love take you higher
Cause I still turn to you.


I don’t know what I’d if you left me
So please don’t go away
Everything that you are is who I am
Who I am today.


So when you’re lost and you’re tired
When you’re broken in two
Let my love take you higher
Cause I still turn to you. 3x


Cause I, I turn to you











--------------------------------------- To Be Continue ------------------------------------
Thanks for reading, happy reading guys;) xoxo<3


Senin, 09 Juli 2012

My Sweet Love Story #7


MSLS (My Sweet Love Story)









♥Part 7♥







 Hari mulai beranjak sore, lalu aku diajak Cody untuk berjalan-jalan ke taman bersama Tom. Aku tentu saja tidak menolak ajakan itu. Katanya Cody bosan di rumah terus. Kali ini dia sedang cuti dari pekerjaannya *random*


Cody: Ready to go?
Elle: Yeah, I'm ready
Cody: LETS GO!!!!




Kami bertiga lalu bersiap untuk pergi ke taman. Aku mulai membenarkan posisi Supraku yang tidak karuan. Aku juga membawa beberapa buku geografiku karena empat hari lagi ada ulangan susulan untuk geografi. Memang masih lama, tapi aku lebih senang mempersiapkannya dari sekarang agar bisa memperoleh nilai yang memuaskan untuk Mom dan Austin. Aku juga membawa foto Mom dan Austin. Aku sangat rindu mereka berdua, kira-kira kapan ya observasinya selesai? kenapa harus ditemani Mom ya?


Cody lalu mempersiapkan mobil Mercedes miliknya. Cody duduk di samping Elle dan Tom duduk di depan bersama supir pribadi Cody. Aku lalu mengambil iPhone-ku dan mengecek time line di twitter. Cody juga melakukan hal yang sama, ia mengeluarkan iPhone-nya. Sepertinya ia akan ngetweet sesuatu._. Tiba-tiba, ada banyak mention yang masuk. Aku sempat heran, ada beribu-ribu, bahakn berjuta-juta mention._. Aku mendadak terkenal:-3 Eh, enggak juga sih, aku kan sudah terkenal sebagai adiknya Austin Carter Mahone B)


"@CodySimpson: @little_elle Cody Simpson is following you, sista<3" itu yang pertama. Lalu aku melirik Cody dan menyenggol lengannya. Cody lalu terkekeh kecil sambil menggeleng-geleng kepalanya.


Yang kedua, "@justinbieber: @little_elle I miss ya so much my little gurl. I'll sing you a song on Radio Disney. Listen to the song #muchlove" Uwaaaaa.... Justin akan menyanyikan sebuah lagu untukku lewat Radio Disney. Aku harus mendengarkannya sekarang juga. Cody tahu itu. Ia langsung menyalakan radio di mobilnya.


Yang ketiga, "@allisimpson: Hello sweet girl @little_elle Your prospective boyfriend would sing a song for you. So, stay tuned on Radio Disney, okay?" Prospective boyfriend? What she means is Justin? Justin adalah calon pacarku. Haha... Itu lucu, tapi sebenarnya aku ingin sekali menggantikan posisi Selena._.


Yang keempat dari... Uhm... Whooaaa! From Pattie Mallette... From Justin's mom guyss *-* "@pattiemallette: If you ask, who is Elle Mahone? She is ma suitor for now and forevaaa:) @little_elle" Whoaaaaaa!! Mom Pattie menyebutku sebagai calon menantunya:33 Oh Gosh! Am I dreaming?._____.


Yang kelima... Oh my God! Ini dari Austin:3 "@AustinMahone: @little_elle Hey little boo, whats up? I miss yaa, I love yaa, I cant wait to hold you again.. Love you so damn!<3" Kyaaaaaaaa! Austin!!! I miss ya toooooo:((


Aku lalu membalas satu persatu mention yang menurutku paling penting. Pertama, aku membalas mention dari Austin, kedua mention dari Cody, ketiga mention dari Justin, keempat dari Alli dan kelima dari Mom Pattie:-3 Aku senaaaaannng sekali Mom Pattie bisa menyebutku sabagai calon menantunya.


Cody: Kenapa senyam-senyum sendiri?
Elle: Hehe... Tidak apa-apa, Co. Hehee
Cody: Ih, serem ya kamu._.


Aku tidak perduli Cody mau ngomong apa. Yang jelas aku senang, akhirnya Austin bisa memberi kabar melalui twitter. Yah, kenapa dari twitter ya? Kenapa dia tidak telfon saja? Ah, sudahlah tidak apa-apa mungkin dia sibuk dan hanya sempat mengecek time linenya.


Tiba-tiba di radio, muncul suara yang sudah tidak asing lagi di telingaku. Sepertinya itu suara Justin. Yaaa! Dia akan menyanyikan sebuah lagu untukku!


Justin: let me sing a song for a little girl I love most.... Elle Mahone. Fall...


Whoa, ooh
Well, let me tell you a story
About a girl and a boy
He fell in love with his best friend
When she's around, he feels nothing but joy
But she was already broken, and it made her blind
But she could never believe that love would ever treat her right



Did you know that I loved you or were you not aware?
You're the smile on my face
And I ain't going nowhere
I'm here to make you happy, I'm here to see you smile
I've been wanting to tell you this for a long while



Who's gonna make you fall in love?
I know you got your wall wrapped all the way around your heart
Don't have to be scared at all, oh, my love
But you can't fly unless you let yourself,
You can't fly unless you let yourself fall



Well, I can tell you're afraid of what this might do
Cause we got such an amazing friendship and that you don't wanna lose
Well, I don't wanna lose it either
I don't think I can stand sitting around while you're hurting babe, so take my hand



Well, did you know you're an angel who forgot how to fly?
Did you know that it breaks my heart every time to see you cry
Cause I know that a piece of you's gone
Every time he done wrong I'm the shoulder you're crying on
And I hope by the time that I'm done with this song that I figure out



Who's gonna make you fall in love?
I know you got your wall wrapped all the way around your heart
Don't have to be scared at all, oh, my love
But you can't fly unless you let yourself,
You can't fly unless you let yourself fall



I will catch you if you fall
I will catch you if you fall
I will catch you if you fall



But if you spread your wings
You can fly away with me
But you can't fly unless you let your...
You can't fly unless you let yourself fall



Who's gonna make you fall in love?
I know you got your wall wrapped all the way around your heart
Don't have to be scared at all, oh, my love
But you can't fly unless you let yourself,
You can't fly unless you let yourself fall,



So fall in love
I know you got your wall wrapped all the way around your heart
Don't have to be scared at all, oh my love
But you can't fly unless you let yourself,
You can't fly unless you let yourself fall



I will catch you if you fall
I will catch you if you fall
I will catch you if you fall



If you spread your wings
You can fly away with me
But you can't fly unless you let your... let yourself fall





Justin telah selesai menyanyikan lagu tersebut. Dan dia membawakannya dengan baik! Aku tahu isi lagu itu. We are taught to not fall in love, even if we fall in love with our own friends. And we are taught to not be afraid to fall, because if we fall ... Justin would catch me. Wait... Catch me, huh?-_- I mean, Justin will also catch Beliebers if they fall:) Tapi, ngomong-ngomong kenapa lagu itu sama seperti aku. Aku takut jatuh cinta. Aku takut jatuh. Tapi aku malah mencintai temanku sendiri. Padahal, dia teman baruku. Dan aku tidak ingin kehilangan persahabatan itu. Dia adalah.... Justin:)


Cody: Surely you're flying into seventh heaven, right?
Elle: Seventh heaven, huh?=))


Langit ketujuh? Tidak mungkin aku terbang sampai ke langit ketujuh. Cody ada-ada saja ya-_- Aku kembali menyenggol tangannya sambil tertawa geli. Cody lalu memanyunkan bibirnya.


Cody: Listen? Justin teaches you to not be afraid to fall in love.
Elle: Yeah... I know it
Cody: Because if one day you fall, Justin will get you in his arms.
Elle: Realy?
Cody: Of course.


Sesampainya di taman, kami bertiga langsung turun dari mobil dan menuju sebuah bangku di tengah taman. Kami bermain-main bersama. Kejar-kejaran, petak umpet, dan masih banyak lagi. Sampai akhirnya aku ingat aku harus menyelesaikan tugas Mrs. Helena yang banyaknya minta ampun! Aku lalu berlari menuju bangku taman itu. Kuraba isi tasku dan aku sudah menggenggam buku teks geografiku dan mengambil pena berwarna ungu.


Aku lalu mulai mengerjakan soal tersebut. Aku juga mengingat-ingat jawabannya, siapa tau waktu ulangan soal ini keluar. Mataku terus melihat lembaran-lembaran dari buku yang tebal. Aku memang suka membaca, namun tidak untuk membaca pelajaran geografi. Aku lebih suka matematika, bahasa inggris, dan sejarah. menurutku itu lebih asyik.


Tom: Kau sedang apa? Belajar lagi?


Aku mendengar aksen dari bocah berusia delapan tahun yang berdiri di hadapanku sambil membawa dua ice cream vanila dan chocolate. Ia lalu menyodorkan ice cream vanilanya kepadaku. Aku tersenyum dan berterima kasih pada Tom. Sekarang, ice cream itu ada di genggamanku.


Tom: Kau belum menjawab pertanyaanku, Elle.


Tiba-tiba saja aku tersedak dan terbatuk saat Tom berkata seperti itu padaku. Aku lupa menjawab pertanyaannya karena asyik makan ice cream dan mengerjakan soal.


Elle: I'm so sorry, Tom. Yes, as you see. I'm studying and doing ma homework
Tom: Is it hard?
Elle: If you've read, this would not be difficult.
Tom: I hate reading. Moreover, thick book like that.


Tom lalu menutup wajahnya seakan tak ingin membaca buku ini. Aku hanya terkekeh dan mencubit pipinya. Cody lalu datang menghampiri kami. Ia datang dengan nafas yang terengah-engah.


Elle: What's wrong with you, Co?
Cody: Hosh... hoshh.. hosshh
Elle: Your breath is panting. What's the matter, bro?


Cody lalu berusaha untuk mengatur nafasnya supaya teratur kembali. Tom hanya tersenyum kecil melihat tingkah Cody. Sepertinya, ini hasil kejahilan dari Tom. Buktinya, sekarang ia malah tersenyum dengan penuh kemenangan.


Cody: You are! I've been looking everywhere, it turns out you've been here
Tom: Hahaha... This is revenge, bro
Cody: Oooh ... It turns pranking my little brother was brave, huh?


Cody lalu menggelitiki badan Tom. Alhasil, Tom tertawa dengan kencang. Aku yang melihat semua itu langsung ikut tertawa. Namun, aku tetap ingat pada kewajibanku. Ya, mengerjakan soal ini! Tapi, lagi-lagi Cody menjailiku lagi-_- Ia sengaja menyenggol penaku supaya tulisanku tercoret.


Cody: Eh kecoret. Sorry *-*v
Elle: Hm-_-


Aku melanjutkannya. Dan lagi-lagi....


Cody: E eh.. Kecoret lagi deh._.
Elle: Co-_-


Selang beberapa menit, Cody sudah berlari sambil membawa penaku. Entah sampai kapan ia berjoget-joget seperti itu sambil membawa penaku. Ada Paparazzi terus ketangkep baru mampus lu, Co. Ketauan joget-joget kaya orang gila-_-


Cody: Aku mendapatkannya! Yuhuuuuu ~("O")~ (~"O")~ ~("O")~


Aku melipat tanganku dan melipat mukaku. Sekarang mukaku kusut. Okesip. Dan aku tidak bisa mengerjakan tugasku dengan cepat.


Sudah pukul lima dan Cody belum juga kembali dari tempat persembunyiannya. Uh! Aku menunggu selama sepuluh menit dan akhirnya Cody keluar bersama Tom sambil membawa pena berwarna ungu milikku-_- Yaoloh, punya idola kok kaya gini ya? Salahku apa yaoloh._.


Elle: Apa-apan ini?
Cody: Haaaaaa... Kau marah ya?
Tom: Kan kita hanya bercanda.
Elle: Yasudah, sekarang antar aku pulang ya. Aku harus minum obat nih
Cody: Memangnya kau tidak membawa obatnya?
Elle: Kalau aku membawa obatnya, tentu aku tidak memintamu untuk antar aku pulang-_-
Tom: Kakakku ini memang sedikit telmi-_- Maklumi saja ya..
Elle: Iyaaaa=))))
Cody: -_______-


Dan akhirnya!!! Dengan senyum penuh kemenangan, Cody mengantar kami pulang. Di mobil, tiba-tiba saja Justin menelfonku. Cody lalu melirik layar iPhone-ku dan mengangkat alisnya.


Cody: Angkat saja, itu pacarmu loh ;;)
Elle: Pacar?
Cody: Iya. Maksudku... calonnya (ʃ⌣ƪ)
Elle: Ih, kau ini=))


Aku lalu mengangkatnya.


Justin: Hi, babe
Elle: Hi, babe:-3


Lalu Cody nyelonong tiba-tiba.


Cody: Tuh... itu aja udah panggil 'babe' segala (ʃ⌣ƪ)
Elle: Cody, can you quiet for a minute?
Cody: Oh, okay.


Akhirnya, dia berhenti bicara juga dan aku lalu melanjutkan pembicaraanku dengan Justin di telfon yang sempat terputus karena ulah Cody


Elle: Uhm, I'm sorry Cody is..
Justin: Yayaya.. I know Cody is very naughty, babe
Elle: Hahaha... That's right
Justin: So... Hows your day with Cody? Are you happy?
Elle: I'm very happy. But sometimes Cody naughty, Justin:(


Aku melaporkannya pada Cody. Terdengar suara Cody yang tidak terima atas laporanku kepada Justin.


Justin: Hahahaha... Naughty, ya? It happens babe. He's like a hyperactive child=))
Elle: I agree with you
Justin: Hey, babe. Maybe I'll go home tonight, because after this I'll visit ma house. I would visit my mother. I'll pick you up at eight tonight.
Elle: It's okay, Justin. I can take care of myself.
Justin: I miss you
Elle: Baru aja berapa jam nggak ketemu.Udah kangen terus-_-
Justin: -_- Well, it's for now. Dont forget to take your medicine:)
Elle: Ayayay Captain!
Justin: Bye, sweetheart.
Elle: Bye, babe


KLIK!


Cody lalu melirikku, dan aku balas meliriknya.


Elle: Apa?¬_¬
Cody: Tidak¬_¬









------------------------------------ To Be Continue ------------------------------------------
Thanks for reading, part eight coming soon! #muchlove xoxo<3












My Sweet Love Story #6


My Sweet Love Story (MSLS)








♥Part 6♥







Justin: Listen. you are not alone I am here with you, though we're far apart, you're always in my heart..
Elle: Thank you, Justin:)


Elle mulai tenang, dan mereka kembali melanjutkan perjalanan ke rumah Cody. Dalam hati, Elle sangat beruntung bisa dekat dengan Justin. Dia orang yang baik dan selalu ada di setiap dia butuh.





- Elle -





Aku merasa sangat senang Justin bisa ada di sampingku untuk beberapa waktu ini. Dan aku merasa senang karena aku bisa diajak ke rumah Cody. Di mobil, Justin tidak henti-hentinya menghiburku. Dia bisa membuat wajah yang konyol, dia bisa memberiku teka-teki yang sangat menggelitik, dan terkadang dia juga bisa membuatku terbang:-3 Justin memang sangat perhatian denganku. Jujur. Aku mengakuinya.


Setibanya di rumah Cody, Justin lalu membukakan pintu mobilnya untukku. Kami berdua jalan bersama. Rumah Cody amat sangat mewah. Tapi mungkin lebih mewah rumah Justin kali ya. Justin lalu menggandeng tanganku dengan erat. Jantungku berdetak cepat, bergetar, dan aku tidak tahu harus berkata apa. Aku hanya meninju lengannya dengan pelan dan Justin hanya mengacak-acak rambutku.


Justin mengetuk pintu. Terdengar suara dari dalam rumah mewah itu. Kedengarannya sih seperti suara anak perempuan. Ia membukakan pintu untukku dan Justin. Ternyata itu adalah Alli Simpson. Wow, apa ini mimpi? Aku bisa bertemu dengan Alli Simpson *-*


Justin: Hi, Alli. Whats up?
Alli: Hi, bro. Hey, who is this beautiful girl?
Justin: She is ma lovely girl
Alli: Girl? Just girl?
Justin: Maybe tomorrow girlfriend


Aku hanya memelototi Justin lalu menyenggol lengannya. Alli yang melihat perilaku kami langsung terkekeh kecil dan mempersilahkan kami masuk. Tapi.... dimana Cody ya? Kok aku tidak melihat idolaku sih?._.


Cody: Daaaa!!


Sontak jantung kami langsung mau copot. Bagaimana tidak? Cody mengagetkan kami dari belakang. Ia menepuk pundakku dan pundak Justin. Cody is very naughty-_- Dia lalu meminta maaf pada kami dan menurutnya itu hanya permainan-_- Kami dipersilahkan duduk di ruang tamu dengan kursi yang amat sangat nyaman. Baru di rumah Cody aja sudah seperti ini, apalagi di rumah Justin?


Cody: How are you feeling now?


Tanya Cody kepadaku yang masih sibuk bermain iPhone bersama Justin. Cody ini pembalasan untukmu! Kita akan mengacangimu=)))


Cody: Guys.. Hellooo


Tak ada balasan. Cody langsung cemberut. Ia menaikan alisnya. Dia terdiam. Akhirnya dia meminta maaf pada kami karena kejahilannya itu.


Cody: okay, I'm sorry I have surprised you both


Justin mulai mengangkat wajahnya, begitu juga denganku. Kali ini kami maafkan.


Justin: So, are you ready to become a nanny for Elle... Cody robert simpson?
Cody: I'm so ready B)


Wait! A nanny? Cody akan menjadi pengasuhku selama Justin tidak ada! WOW! Ini sungguh hebat. Aku tidak bisa membayangkannya. Cody akan menemaniku bermain, mengerjakan tugas, makan, nonton tv, tidur, mandi *ehh._.v Aku hanya ternganga mendengar semua ini


Justin: Elle, are you okay?


Aku masih terdiam seribu bahasa. Aku sungguh tidak percaya semua ini. Aku mulai membayangkan betapa bahagianya aku. Aku bisa minta follow back Cody secara langsung, memintanya untuk membalas mentionku, dan memintanya untuk foto bersama.


Justin: Elle!


Aku tersontak. Kali ini Justin berbicara sedikit keras dan itu mengagetkanku.


Elle: Ups! I'm sorry Justin. I was daydreaming
Justin: It's okay. Aku akan meninggalkanmu bersama Cody, mungkin sampai nanti sore atau malam aku tidak tahu.
Elle: Malam?
Justin: Yeah, sampai malam. Aku artis terkenal, Elle B)
Elle: Sombong yee-_-
Justin: Nah, Cody kau sudah tau tugasmu kan?
Cody: Ayayay Captain!
Justin: Sebaiknya kalian bersenang-senang karena aku akan meninggalkan kalian
Elle: Oh, jangan sedih kakakku.. I'll miss yaa:-3
Justin: Haha thanks little girl;)
Cody: Kacang dah gue! Kacang-_-
Elle: Eh, Cody tau artinya kacang?._.
Cody: Tau lah-_-
Justin: Kacang kan salah satu makanan favoritenya B)
Cody: Dari mana kau tahu itu :O
Justin: Rahasiaa:3 Wani pirooo? :O


Aaaah, jadi gila kan ini ceritanya=)) Setelah mengobrol beberapa menit, Justin akhirnya berpamitan pada Cody, Alli, dan Tom karena dia akan segera pergi ke radio Disney. Oiya, katanya Alli juga ikut mewawancarai Justin loh di Radio Disney, jadi mereka berangkat bersama-sama. Sebelum berangkat, Justin juga berpesan pada Cody untuk memperhatikanku.


Justin: Perhatikan dia Co. Apakah dia mengerjakan tugas geografinya atau tidak, dia makan siang atau tidak, dia minum obat atau tidak, jangan lupa suruh dia tidur siang, jangan lupa juga un....


Cody menutup mulut Justin yang pesannya sudah seperti emak-emak. Banyaaaakk sekali! Seabrek mungkin kali ya. Aku dan Alli tertawa melihat tingkah laku Justin dan Cody yang seperti anak kecil.


Cody: Permintaanmu banyak sekali Justin. Tenang saja, Elle aman bersama kami. Ya kan, Tom?


Kata Cody sambil melirik Tom yang ada di sampingnya malu-malu. Tom hanya mengangguk kecil sambil tersenyum. Ia masih bersembunyi di belakang badan Cody yang tinggi tegap dan sesekali memperlihatkan muka imutnya itu untuk berbicara padaku atau Justin.


Cody: Jadi, kapan kau akan berangkat?


Cody melihat jam di pergelangan tangan kanannya. Justin juga melakukan hal yang sama.


Justin: Oh Goshh! It was ten o'clock!
Cody: Memangnya, jam berapa kamu on air?
Justin: Jam setengah sebelas
Cody: Lebih baik kau cepat-cepat berangkat
Justin: Baiklah. Uhm, hey little girl.. before I go, keep yourself well and ...


Justin lalu mencium pipiku. Aku seperti bermimpi. Aku hanya mematung dan pipiku mulai menjadi merah semerah tomat. Justin Bieber kiss on ma cheek! This is the most beautiful! Justin lalu memelukku pula. Aku balas memeluknya.


Cody: Justiiinnn-_____-


Muka Cody sudah seperti emak-emak yang marah karena anaknya akan terlambat sekolah-_- Justin lalu melepaskan pelukannya itu dan pergi keluar rumah. Cody mengantarkannya sampai di depan rumah. Aku lalu diajak Tom untuk menemaninya bermain di ruang keluarga.





- Justin -




Aku mulai berjalan keluar bersama Cody. Dan aku harap kali ini Elle tidak mengetahuinya karena sebenarnya, setelah dari Radio Disney aku dan Alli akan menjenguk Austin di rumah sakit. Kabarnya dia masih koma, dan sungguh,... aku merindukannya.


Justin: Dont let Elle aware of this plan, k.
Cody: Okay, I can arrange it.
Justin: I must go now, Alli is way ahead in the future. Bye, Co.
Cody: Bye, Just


Aku lalu pergi menuju radio Disney dengan perasaan antara senang, khawatir, dan rindu...





- Elle -






Aku sudah berada di ruang keluarga bersama Cody dan Tom sekarang. Tom sedang menonton televisi sambil membaca-baca koran hari ini. Aku sedang mengerjakan tugas yang diberikan oleh Mrs. Helena, guru geografiku. Kemarin Berly memberi tahuku bahwa ada tugas geografi. Dan dengan baik hati, Cody mau membantuku. Walaupun dia sedikit lupa-lupa ingat, tapi dia mau membantuku loh. Dia juga ikut membuka-buka buku pelajarab geografiku yang lumayan tebal.


Cody sebenarnya ingin tahu lebih banyak tapi saat itu tiga porsi roti bakar buatan pelayannya sudah tiba di piringnya. Pada waktu bersamaan, aku mengambil catatan dan buku teks dari tasku. Meskipun Mrs. Helena guru yang populer di antara anak-anak, dia seorang pemberang. Mengulang pelajaran selama sepuluh menit memiliki arti yang sangat penting antara hidup dan mati. Remah-remah dan ceceran selai jeruk jatuh pada buku catatanku saat aku mengingat-ingat negara mana yang merupakan Norwegia dan mana yang Swedia, kota mana yang merupakan Warsawa dan mana yang Berlin.


Elle: Terima kasih, Cody


Kataku melahap biji muesli sesendok penuh setelah memakan roti panggang dan mendorongnya dengan sari jeruk.


Cody: Jangan buru-buru menelan makanan seperti itu. Mau berapa roti panggang lagi?
Elle: Hatu


Mulutku sudah penuh lagi. Uhm, aku memang sangat dimanjakan dengan beberapa makanan disini. Aku betah tinggal di sini.Tapi itu tidak mungkin sekali.


Saat ini Selasa pagi. Tom berpindah tempat, sekarang ia duduk di samping Cody, meneguk susu dan perlahan-lahan memulai membaca koran tersebut kembali.


Tom: Oh, astaga!


Tom membalik-balik halaman koran dan memandang Cody dan aku yang masih asyik dengan palajaran geografi.


Tom: Dengarkan ini, A...


Belum ada sepatah kata yang Tom keluarkan, Cody langsung mengambil koran itu dari genggaman Tom. Ia lalu membacanya dalam hati. Cody membacanya dengan amat sangat serius


Elle: Ada apa, Co?


Cody menurunkan koran.


Cody: Tidak, uhm... tidak ada apa-apa kok. Hanya ada berita tentang buronan kota yang tertangkap hehe.. tidak penting


Aku langsung menggaruk-garuk kepalaku dan tersenyum kecil. Ada apa dengan Cody, sifatnya hampir sama dengan Justin. Aneh. Seperti ada yang mereka sembunyikan.


Elle: Sebenarnya ada apa sih, Co?
Cody: A.. ada apa? Tidak ada apa-apa disini.


Aku mendengus kesal karena tidak mendapatkan jawaban yang pasti dari Cody. Aku lalu melirik Tom dan menatapnya dengan manis. Aku seakan memancingnya supaya berkata jujur padaku. Lagi-lagi Tom hanya bersembunyi di balik Cody.


Elle: Hey Tom, can you can tell what's really going on here?


Tom hanya terdiam seribu bahasa, ia mematung. Lalu menatap Cody seperti 'Bagaimana ini?' 'apa yang harus aku lakukan?' Dan setelah kutunggu dia akhirnya angkat bicara.


Tom: Everything is fine. Nothing is hidden. hehe..


Ia lalu tertawa renyah. Cody hanya tersenyum lega. Sebenarnya apa yang terjadi? Apa yang 'sebenarnya' terjadi? Aku mulai bertanya-tanya dalam pikiranku.



***



Hari mulai beranjak sore, lalu aku diajak Cody untuk berjalan-jalan ke taman bersama Tom. Aku tentu saja tidak menolak ajakan itu. Katanya Cody bosan di rumah terus. Kali ini dia sedang cuti dari pekerjaannya *random*


Cody: Ready to go?
Elle: Yeah, I'm ready
Cody: LETS GO!!!!









----------------------------- To Be Continue-----------------------------------------
Thanks for reading, happy reading guys;;) xoxo<3

Sabtu, 07 Juli 2012

My Sweet Love Story #5


MSLS (My Sweet Love Story)






 ♥Part 5♥








Justin: Hey little girl, are you sleeping?
Elle: ------------


Ternyata Elle sudah tertidur di pundak Justin. Matanya tertutup sempurna, senyumnya yang indah kembali terurai. Justin melihat gadis kecil kesayangan Austin tidur dengan pulas. Di pundaknya. Justin sangat senang bisa membuat Elle tidur dengan pulas. Justin terus bersenandung di samping Elle yang sudah tertidur pulas.


Justin: Across the ocean, across the sea, starting to forget the way you look at me now. Over the mountains, across the sky need to see your face, I need to look in your eyes. Through the storm and through the clouds. Bumps on the road and upside down now. I know it's hard, babe, to sleep at night don't you worry cause everything's gonna be alright, ai ai ai aight Be alright ai ai ai aight...


***


Keesokan harinya, Elle sudah beada di atas tempat tidurnya yang empuk. Ia membuka selimutnya yang tebal lalu menguap dengan lebarnya. Ia membuka jendela kamarnya. Udara yang sejuk. Burung-burung berkicau. Hhmm... Biasanya, Austin langsung menyuruh Elle untuk cepat-cepat mandi dan berangkat sekolah. Namun kali ini tidak. Tidak karena Austin sedang tidak di rumah, dan tidak karena badan Elle yang masih panas.


Tok tok tok! Seseorang mengetuk pintu kamarnya.


Justin: Boleh aku masuk?
Elle: Masuk


Justin melihat Elle sedang duduk di meja belajarnya sambil memainkan iPhone. Wajahnya masih pucat dan ia tersenyum tipis pada Justin.


Justin: Hari ini... kau tidak usah masuk sekolah dulu ya?
Elle: Kenapa?
Justin: Kau masih sakit, darl


Justin lalu mendekatinya. Ia berdiri tepat di belakang Elle sambil membawakan sarapan pagi yang dibuatkan oleh Maria (pembantu di rumah Elle) Justin menaruh sarapan itu di samping Elle. Dibungkukannya badan Justin agar wajahnya bisa sejajar dengan Elle. Sekarang wajah mereka sejajar.


Justin: Sekarang kau makan ya. Lalu, nanti kau harus minum obat


Kata Justin tanpa menoleh ke arah Elle. Elle lalu menoleh pada Justin yang ada di samping kanannya.


Elle: Makan ini?
Justin: Iya, kau harus sarapan dulu supaya bisa minum obat. Kau tidak mau sakit terus kan?


Elle menggeleng dengan perlahan. Dia tidak percaya, seorang Justin Bieber bisa sangat perhatian dengannya. Elle tersenyum manis kepada Justin, dan Justin membalasnya dengan pelukan hangat.


Justin: Ohh... Cmon darl. I can hold you now


Kali ini, tanpa ragu Elle langsung berlari ke pelukan Justin. Sungguh! Kepribadian Justin sangat mirip dengan Austin. Elle sekarang ada di pelukan hangat Justin. Ia memeluk dan seakan tak ingin melepaskannya. Ia ingin selamanya berada di pelukan Justin.


Elle: Justin
Justin: Ya?
Elle: Aku tidak ingin makan di kamar
Justin: Lalu kau ingin makan dimana, gadis kecil?
Elle: Aku ingin makan di luar sambil menonton tv
Justin: Ohahaha... Baiklah:)


Justin lalu mengantarkan Elle ke luar dan tak lupa membawakan sarapannya tentunya. Sesampainya di ruang tengah, Elle lalu mengambil remote tv dan melihat program berita. Justin sedang asyik menyuapi Elle dengan tingkahnya yang seperti baby sister.


"New news. A young artist was sixteen years old in a car accident on the road Costaga De Larosa. He was in a coma since ...." KLIK!


Justin menekan tombol off di remote tv tersebut. Dia sangat khawatir ketika Elle melihatnya walau hanya beberapa detik. Elle yang melihat tingkah laku Justin langsung protes kepada Justin.


Elle: Justin! Kenapa kau matikan tv-nya? Aku sedang menonton berita itu
Justin: Emm... A..aku.. Aaku.. Itu tontonan yang tidak cocok untuk anak sesusiamu
Elle: Tidak cocok? Umurku sudah...
Justin: Le...lebih baik kau habiskan sarapanmu dulu, okay? Lalu setelah itu, kau ikut aku ke rumah Cody.
Elle: Baiklah


Justin hampir saja ketauan! "Dasar pembawa berita bodoh! Kenapa kau membeberkan berita itu? Pasti Paparazzi!" ujar Justin dalam hati yang sedikit geram.


Selesai sarapan, Justin menyuruh Elle untuk mandi. Justin tidak membuang-buang waktu. Ia segera menelpon Cody. Ia takut lama kelamaan rahasianya terbongkar.


Cody: Whats up, bro
Justin: Elle hampir saja mengetahui kalau Austin koma
Cody: Apa? Dari mana dia tahu?!
Justin: Berita di tv. Kau tahu, Paparazzi!
Cody: Ya aku tahu. Lalu sekarang dia bagaimana?
Justin: Sekarang dia sedang mandi. Nanti setelah dia mandi, aku dan Elle akan berkunjung ke rumahmu
Cody: Untuk apa?
Justin: Aku ada acara on air di radio bodoh!-_-
Cody: Kok aku nggak ada?:(((
Justin: -_--_-
Cody: Baiklah! Aku akan segera mempersiapkan kedatangan kalian semua:-3


Justin menutup sambungannya. Ia segera mempersiapkan penampilannya B) Dia lalu bergegas berlari ke kamar tamu, mungkin itu kamarnya selama beberapa hari ini. Justin membuka lemari. Ia mengambil T-shirt berwarna putih, jacket kulit hitam, celana jeans, dan kalung berlambangkan Jesus. Tak lupa, ia menyambar sepatu andalannya, SUPRA! Yeah, supra berwarna apa yang kali ini dia ambil? Dia ambil warna........UNGU?!._. Justin keluar dari kamar dengan penampilan yang sangat cool dan sepatunya yang sangat menyala.


Justin: I'm so cool B)


Justin sudah, sekarang tinggal Elle. Dia membuka lemari pakaiannya. Yang ia pilih adalah T-shirt berwarna ungu dan short pant berwarna putih. Ia mengenakan jam tangan berwarna putih di pergelangan tangan kirinya. Elle menyambar sepatu supra berwarna ungun. Sama seperti Justin. Kau tahu? Elle itu bukan gadis yang feminim, dia gadis yang tomboy.


Elle: Selesai sudah B)


Ia bergegas keluar dan menuruni tangga dengan badannya yang sedikit lemas karena belum sembuh total. Dari tangga, ia melihat Justin sudah duduk sambil memainkan iPhone-nya. Sepertinya ia sangat serius dengan itu. Elle langsung menuruni tangga dan duduk di samping Justin.


Elle: Hi, babe:)


Ujarnya sambil tersenyum manis. Justin melihat penampilan Elle dari ujung kaki ke ujung kepala. Justin tidak bisa berkedip. Sungguh! Elle terlihat sangat cantik, dan Justin tidak percaya dia memanggilnya dengan sebutan 'babe'


Justin: Y..you..you're so beautiful girl*-*


Pipi Elle langsung merah semerah tomat. Ia tersipu malu oleh pujian Justin. Ia menyenggol lengan Justin. Justin terkekeh lalu merapat ke Elle.


Elle: Justin genit ih!


Elle mininju lengan Justin sambil tertawa. Justin pura-pura kesakitan dan mengacak-acak rambut Elle.


Justin: Kau juga pakai supra warna ungu?
Elle: Ya, kau pikir apalagi?
Justin: Haha...


Justin menatap Elle, Elle menatap Justin. Mereka saling menatap satu sama lain. Wajah mereka semakin mendekat. Justin mendekatkan wajahnya ke wajah Elle. Mereka mulai menutup kedua mata mereka dan.........tiba-tiba iPhone Justin berbunyi-_-


Justin: Argh! Mengganggu saja!
Elle: Angkat saja, Justin.
Justin: Ah! Selena! Aku malas menjawabnya tau!
Elle: Dia kan pacarmu
Justin: Pacar? Aku hanya pacar mainannya
Elle: Pacar mainan bagaimana
Justin: She is play girl, you know?
Elle: But she said, she stopped to be play girl after a relationship with you, Justin.
Justin: she lied
Elle: Oh... Im sorry. Tapi, coba saja kau angkat. Siapa tau itu penting?
Justin: Baiklah.


Justin akhirnya mengangkat panggilan dari Selena.


Justin: What?
Selena: Hi, baby boo I...
Justin: Dont lip service. What is it you call me?
Selena: Hey.... Ada apa denganmu? Mengapa kau bisa sedingin ini denganku.
Justin: Cepat atau tidak sama sekali
Selena: Okay, aku ingin kau mengantarku ke pantai Bahamas bersama Alfredo
Justin: Lalu?
Selena: Aku dan Alfredo ingin berkunjug kesana dan...
Justin: Maaf, aku tidak ada waktu jadwalku padat dan selamat bersenang-senang bersama Alfredo.


KLIK!


Justin: Selesai sudah


Elle hanya menatap Justin dengan heran.


Justin: Apa?
Elle: Aku tidak percaya kau sekejam itu pada pacarmu
Justin: Dia mempermainkanku. Apa gunanya?
Elle: Aku tahu. Tapi...dia perempuan, perasaannya pasti hancur. Lagi pula, Alfredo adalah teman dekatnya, bukan?
Justin: Teman dekat.. haha-_-


Justin hanya diam sejenak. Ia tidak mau membahas soal Selena dan Alfredo.
Ya ampun! Jam berapa ini? Justin harus segera ke rumah Cody sekarang..


Elle: Sebenarnya.. kita mau ngapain sih ke rumah Cody?
Justin: Aku tidak bisa menjagamu sekarang, aku ada acara di Radio Disney.
Elle: Jadi?
Justin: Kau akan kutitipkan pada.....
Elle: Pada siapa? Maria? Dia ada di sini
Justin: BUKAN! X_X Tapi..... Cody Robert Simpson
Elle: Kyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa!!! CODY ROBERT SIMPSON AKAN MENJADI PENGASUHKU? XD
Justin: Bukan pengasuh bodoh-_-
Elle: Lalu apa?._.
Justin: -_--_-
Elle: Abaikan-_-


Justin lalu mengajak Elle untuk segera menaiki mobil mercy sport milik Justin yang amat sangat mewah *-* Elle sibuk melihat beberapa album dari Michael Jackson, Chris Brown, Usher, Gun and Rosses, Taylor Swift, dan masih banyak lagi. Namun Justin memilih untuk memutar lagu MJ, inspirasinya. You Are Not Alone. Dan Justin mulai bersenandung sambil sesekali menatap Elle.


Justin: Another day has gone I'm still all alone how could this be. You're not here with me you never said goodbye, someone tell me why did you have to go. And leave my world so cold



Elle hafal benar lagu itu! Karena terkadang Austin senang menyanyikannya jika Elle sedang kesepian. Lalu, Elle menatap Justin dan ikut bernyanyi. Ia melanjutkan liriknya.


Elle: Everyday I sit and ask myself how did love slip away. Something whispers in my ear and says that you are not alone I am here with you though you're far away I am here to stay..


Dan mereka akhirnya bernyanyi bersama-sama...


Justin & Elle: But you are not alone I am here with you, though we're far apart. You're always in my heart. But you are not alone 'Lone, 'lone... why, 'lone

Tiba-tiba air mata Elle turun membasahi pipinya yang imut. Justin yang melihatnya langsung bertanya-tanya. Kenapa? Ada apa? Justin lalu segera meminggirkan mobilnya ke pinggir jalan. Ia lalu menatap Elle. Namun Elle memalingkan wajahnya. Justin lalu menarik wajah Elle dengan lembut.


Justin: Ada apa? Mengapa kau menangis?


Elle masih terisak. Ia tidak bisa menjawab pertanyaan Justin. Air matanya terus berjatuhan, namun senyumnya masih tersisa. Dan ia mulai berbicara.


Elle: Aku... aku...


Justin masih sabar menunggu jawaban Elle sambil menghapus air matanya. Justin masih memasang senyumnya yang indah.


Elle: I miss Austin, Justin.....


Elle lalu menangis sejadi-jadinya. Justin lalu menarik Elle kepelukannya. Ingin rasanya Justin ikut menangis, tapi itu tidak mungkin. Dia laki-laki. Dia yang ada di samping Elle sekarang. Itu berarti dia yang harus menguatkan Elle dan menjaganya.


Justin: Tenang Elle, Austin hanya pergi sebentar. Nanti setelah observasinya selesai, ia akan pulang
Elle: Ta... tapi... kenapa ia tidak menghubungiku? Dan kenapa jika aku menghubunginya ia tidak pernah mengangkatnya?


Air matanya keluar semakin deras. Ia menangis di pelukan Justin.


Justin: Mungkin dia sibuk


Jawab Justin dengan terus tersenyum dan membelai rambut Elle. Padahal, senyumannya itu sangat menyakitkan! Ini senyum terpaksa. Sebenarnya, Justin juga ingin menangis.


Justin: hey, hey, gadis kecil. Jangan menangis. Everything's gonna be alright



Elle mulai melepaskan pelukan Justin. Ia menghapus air matanya dan mengehentikan tangisan itu. You Are Not Alone masih terus mengalun di mobil Justin. Justin lalu bernyanyi untuk Elle.


Justin: Listen. you are not alone I am here with you, though we're far apart, you're always in my heart..
Elle: Thank you, Justin:)


Elle mulai tenang, dan mereka kembali melanjutkan perjalanan ke rumah Cody. Dalam hati, Elle sangat beruntung bisa dekat dengan Justin. Dia orang yang baik dan selalu ada di setiap dia butuh.








------------------- To Be Continue---------------------------
Thanks for reading. I hope you like ma story;) xoxo<3